Headlines News :
Seutama utama Ibadah Ummatku, ialah Membaca Al-Qur'an (HR.Abu Nu'aim)

Total

Protected by Copyscape Online Plagiarism Software
Powered by Blogger.

Iman (Laela)



Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah,
Segala puji hanya milik Allah Ta’ala. Kita bersyukur kepada-Nya dan memohon ampunan dari-Nya. Dengan takdir dan iradah-Nya, siang hari ini kita bisa berkumpul di musholla AU yang mulia ini. Untuk melaksanakan kewajiban kita sebagai seorang muslim, yaitu melaksanakan ibadah shalat jum’at dan mendengarkan khutbah Jum’at, yang merupakan bagian tak terpisahkan dari pelaksanaan shalat Jum’at.


Mudah-mudahan pertemuan kita di Jum’at kali ini, dapat menghapus dosa dan kesalahan yang telah kita lakukan dalam satu pekan yang lalu. Sebagaimana sabda Rasulullah shallaLlahu alayhi wa sallam:

Dari Abu Hurayrah radhiyaLlahu ‘anhu, bahwasanya Nabi shallaLlahu alayhi wa sallambersabda, “Shalat-shalat lima waktu dan juga shalat Jum’at ke shalat Jum’at berikutnya dapat menghapuskan dosa di antaranya (di antara waktu shalat tersebut).” (HR. Imam Muslim dalam shahihnya, No. 343)

Semoga shalawat dan salam tercurah pula kepada Qudwah hasanah kita, RasuluLlah Muhammad shallaLlahu alayhi wa sallam, juga kepada keluarganya, shahabat-shahabatnya, serta orang-orang yang istiqamah meniti sunnah dan meneruskan risalahnya. Semoga kita termasuk dalam golongan yang istiqamah tersebut, sehingga mendapatkan keutamaan bertemu dengan beliau di telaga al-haudh kelak.Amin ya Rabbal ‘alamiin.

Jamaah jumah rahimakumullah. Sejak kita SD, kita diberi tahu bahwa negeri kita indonesia adalah negeri yang terbentang luas dari timur ke barat, sabang sampai marauke, namun pernahkah ada diantara kita yang benar-benar telah melihat keberadaannya? Pernahkah ada dari kita yang mengarungi samudra dari timur ke barat sumatra ke papua dan menemukan bahwa semua orang disana adalah orang indonesia? Tentulah hal tersebut belum pernah kita lakukan. Belum ada dari kita yang diberikan kesempatan itu. Namun sejak kecil, kita telah diyakinkan oleh buku, guru, koran, dan pergaulan bahwa itulah Indonesia, dan lalu kita dibuat percaya bahwa itulah negeri kita, Negeri Indonesia yang subur dan kaya.

Jamaah jumah yang dirahmati Allah, Begitulah juga, sebenarnya, iman atau kepercayaan itu bekerja hati kita, di titik yang paling dasar dalam qalbu.

Iman adalah percaya, percaya pada sesuatu yang jelas kita agungkan dan pahami kebenarannya. Seperti saat kita memilih untuk percaya bahwa kita punya jantung. Tentu masing-masing kita merasa memiliki jantung? Namun apakah kita pernah melihatnya? Tentu tidak. Apakah kita pernah juga menyentuh matahari? Apakah kita juga pernah ke luar angkasa naik roket dan menyaksikan secara utuh bahwa bumi bulat bukan kubus? Semua itu kita percaya dari orang, dari buku, dari pendapat orang lain yang kita sudah pahami kebenarannya.

Jamaah jum'ah rahimakumullah. Ada banyak hal yang kita tidak ketahui di dunia ini, namun kita mempercayainya. Dalam hal-hal tersebut kita telah menggunakan kepercayaan. Yang berarti kita telah percaya akan kebenaran informasi-informasi tersebut. Misalkan tentang Indonesia, jantung dan bumi tadi. Namun lebih dari itu, pertanyaan yang jauh lebih mendasar dari itu, keberadaan kita di dunia ini, mengapa kita dilahirkan di dunia, untuk apa dan siapa yang menciptakan, dan akan kemana kita setelah selesai hidup ini, tentu, dengan demikian kita mau tidak mau akan menggunakan kepercayaan kita. Menggunakan informasi dari orang dari buku dari pergaulan yang kemudian kita percayai.

Maka seperti itu pula-lah prinsip iman dalam agama bekerja. Itulah mengapa al-Quran dan as sunnah menjadi pedoman dan petunjuk hidup kita, karena ia memberi kita jawaban tentang pertanyaan-pertanyaan tersebut, karena kita butuh informasi langsung dan terpercaya dari penyelenggara seluruh kehidupan dunia ini tentang apa tujuan hidup dan mengapa diciptakannya dunia ini dan mengapa kita berada disini.

Dalam agama, ada ikatan kuat antara ilmu, perasaan, dan kepasrahan. Sekedar mempercayai saja bukanlah ciri seorang yang mempercayai. Namun percaya juga memiliki konsekuensi. Sebagai ilustrasi, setelah kita mendapat ilmu bahwa diri kita memiliki jantung, kita percaya bahwa jantung itu penting bagi kehidupan kita, kita lalu berhati-hati menjaga kesehatan jantung kita. Itu cirri seorang yang percaya dan sadar akan pentingnya jantung. Demikian juga pada iman. Makna iman yang shahih menurut jumhur ulama adalah tidak hanya membenarkan dengan hati, namun juga mengikrarkan dengan lisan dan mengamalkan dengan anggota badan. Imam al-Ghazali menguraikan makna Iman adalah: "Pengakuan dengan lidah (lisan) membenarkan pengakuan itu dengan hati dan mengamalkannya dengan rukun-rukun (anggota-anggota)."

Maka seorang yang beriman kepada Allah, tidak hanya beriman saja dalam hati, namun berikrar dengan syahadat, dan lalu beramal dengan sesuai pedoman yang benar. Orang yang beriman kepada Allah hatinya selalu dekat kepadanya, berada dimana saja merasa tidak sendirian dan selalu berpikir optimis dan positif. Bahkan di dalam surat al anfal Allah menjelaskan bahwa mereka yang beriman pada Allah akan bergetar hatinya ketika nama Allah disebut

آيَاتُهُ زَادَتْهُمْ عَلَيْهِمْ إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayatNya, bertambahlah iman mereka (karenanya) dan kepada Tuhanlah mereka bertawakkal, (yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat dan yang menafkahkan se-bagian dari rizki yang Kami berikan kepada mereka. Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya.” (Al-Anfal: 2-4)

Jamaah jumah rahimakumullah. Seorang yang mempercayai dan beriman dengan iman Islam adalah orang2 yang paling beruntung. Itu karena kebenaran islam dan keagungannya yang bersumber dari Al Quran. Bukti dari kebenaran agama islam itu sendiri yang sulit dibantah oleh akal sehat dan kajian ilmiah yang jujur. al-Quran adalah mukjizat bagi rasulullah dan menjadi pedoman hidup bagi kita. Tidak ada ahli sejarah atau akademisi yang jujur yang bias menampik kebenarannya.

Beberapa bukti kemukjizatan tersebut diantaranya adalah bahwa Al Quran adalah kitab yang paling banyak dibaca dan dihafal. Sejak pertama kali manusia mengenal tulisan 5000 tahun yang lalu, hanya al quran lah kitab tertulis yang terjaga tiap hurufnya, dibaca siapa saja dimana saja, dihafal seluruhnya bahkan oleh anak kecil dewasa remaja. Juga membacanya, ketika disuarakan merupakan seni tersendiri yang sangat indah secara estetik. Sastranya yang mengagumkan mencengangkan siapapun karena ia muncul di daerah yang tandus budaya tulis menulis sebelumnya, dan bahkan disampaikan oleh orang yang tidak bias tulis menulis.

Jika diteliti lebih lanjut, secara perhitungan kata per kata pun, alquran mengungkapkan hal yang tidak bisa kita bantah sebagai mukjizat. Diantaranya:

Kata “Yaum” (hari) dalam bentuk tunggal disebutkan sebanyak 365 kali, yang sama jumlahnya dengan jumlah hari pada tahun Syamsyiyyah.
Kata “Yaum” (hari) dalam bentuk jamak sebanyak 30 kali, sama dengan jumlah hari dalam satu bulan.
Kata “Syahr” (Bulan) sebanyak 12 kali, sama dengan jumlah bulan dalam satu tahun.
Kata “Sab’u (minggu) disebutkan 7 kali, sama dengan jumlah hari dalam satu minggu
Jumlah “Saah” (jam) yang didahului dengan “Harf” sebanyak 24 kali, sama dengan jumlah jam dalam satu hari.
Kata “Sujud” disebutkan 34 kali, sama dengan jumlah rakaat dalam sholat 5 waktu.
Kata “Aqimu” yang diikuti kata “Shalat” Sebanyak 17 kali, sama dengan jumlah rakaat shalat fardhu.
Kata “al-Dunya” disebutkan sebanyak 115 kali, begitu juga kata “al-Akhirah” sebanyak 115 kali.
Kata “Malaikat” disebutkan 88 kali, kata kebalikannya “al-Syayathin” juga 88 kali.
Kata “Har” (panas) sebanyak 4 kali, kebalikannya “al-Bard” (dingin) juga 4 kali.
Kata “al-Hayat” (Hidup) sebanyak 145 kali, kebalikannya “al-Maut” (mati) 145 kali.
Kata “al-Sayyiat” (keburukan) yang menjadi kebalikannya kata “al-Shahihat” (Kebajikan) masing-masing 180 kali.
Kata “al-Rahbah” (cemas/takut) yang menjadi kebalikan kata “al-Ragbah” (harap/ingin) masing-masing 8 kali.

Itulah sebagian kecil keajaiban dan kemukjizatan Al qur’an. Belum lagi kemukjizatannya dalam mengungkap rahasia sains alam seperti orbit bumi dan matahari, laut yang terpisah dan memiliki batas, juga tentang siklus embrio manusia dalam rahim. Keajaiban yang lain merupakan misteri yang akan insyaAllah akan dipecahkan oleh orang-orang yang berilmu.

Dengan bukti bukti ini seakan akan alquran berkata pada kita bahwa inilah kitab yang tidak lain dan tidak bukan adalah diturunkan oleh Allah untuk manusia, inilah informasi yang paling benar yang merupakan bocoran dari penyelenggara kehidupan alam semesta ini atas apa yang sebenarnya sedang terjadi pada manusia. Oleh karenanya seorang yang beriman seperti apa yang diajarkan alQuran adalah seorang yang beruntung karena ia telah mendapatkan pedoman hidup yang hakiki. Yang akan mengantarkannya kepada kebahagiaan yang hakiki.

Konsekuensi dari bukti tersebut adalah tentu saja kita beramal sesuai dengan apa yang tertulis pada pedoman tersebut. Jika kita mengaku percaya, dan sudah diyakinkan bahwa agama ini adalah paling benar, maka hal yang selanjutnya harus dilakukan adalah beramal hingga mencapai derajat taqwa.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah ditanya oleh Jibril ‘alaihissalam tentang iman, Beliau menjawab:

أَنْ تُؤْمِنَ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَتُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ

“(Iman itu adalah) kamu beriman kepada Allah, malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir dan kamu beriman kepada qadar yang baik maupun yang buruk.” (HR. Muslim)

Kita mengetahui bahwa manusia bukanlah yang menciptakan dirinya sendiri, karena sebelumnya ia tidak ada. Sesuatu yang tidak ada tidak bisa mengadakan sesuatu. Manusia tidak pula diciptakan oleh ibunya dan tidak pula oleh bapaknya serta tidak pula muncul secara tiba-tiba.

Semoga kita tergolong umat Muhammad yang berusaha mempelajari sunnahnya, lalu mengikuti dan mengamalkannya..

وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِينَ

Waqurrabbighfir warham wa anta khoirur raahimiin…

KHUTBAH KEDUA

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ
أَشْهَدُ أنْ لا إلَهَ إلا اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ، وأشهدُ أنَّ مُحَمَّدًا عبْدُه ورَسُولُه.
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلا سَدِيدًا * يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

Jamaah jumah rahimakumullah...
Dalam khutbah yang kedua ini, marilah kita pertebal iman dan taqwa kepada Allah, juga terus menerus berusaha untuk menauladani rasulullah saw.

Ada banyak hal yang tidak terlihat dengan mata kepala telanjang, dan bahkan seluruh usaha sains rasional tidak dapat meraih kulitnya saja. sementara terhadap ayat-ayat Allah di alam maupun di kitab manusia diberi kehendak untuk memilih, apakah beriman atau ingkar, lalu diberi balasan di akhir sesuai pilihannya. Surga ataukah neraka. Inilah narasi besar kehidupan. Inilah pedoman yang harus kita pegang erat. Dalam hidup ini kita butuh sesuatu yg pasti, pegangan hidup, sementara sains dan rasio manusia bersifat relatif, dan selalu berubah. Sains hari ini tidak sama dengan sains kemarin, begitu pula sains esok hari.

Maka, di kehidupan kita yang singkat ini, marilah kita senantiasa berusaha untuk menjaga iman kita, memperbaharuinya tiap waktu, dan meningkatkannya ketika turun dan menjaganya ketika naik.

Semoga Allah SWT. senantiasa memberika kita petunjuk dan kekuatan untuk bisa mengamalkan seluruh perintah Nya dalam alquran. dengan sungguh2. Memuliakan rasulullah dengan berpegang teguh terhadap ajarannya dan dengan meneladani beliau dalam kehidupan sehari-hari.

اللَّهُمَّ صَلِّ وسَلِّمْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ وسَلّمْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، فِي العَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ،

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدُّعَاءِ.
رَبَّنَا لا تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا، وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً، إِنَّكَ أَنْتَ الوَهَّابُ.
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الخَاسِرِيْنَ.
رَبَّنَا آتِنَا في الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

عِبَادَ اللهِ :إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي القُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ

Anak Shalih Adalah Aset Orang Tua Oleh Muh.S. Darwis(Witantri)



Khutbah Pertama
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَسْتَهْدِيْهِ، وَنَعُوذُ بِاللهِ تَعَالَى مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ، وَمَنْ لَمْ يَجْعَلِ اللهُ لَهُ نُوْرًا فَمَا لَهُ مِنْ نُوْرٍ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. قَالَ اللهُ تَعَالَى: وَلْيَخْشَ الَّذِيْنَ لَوْ تَرَكُوْا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَةً ضِعَافًا. (النساء: 9).
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ. وَأَحْيِنَا اَللَّهُمَّ عَلَى سُنَّتِهِ وَأَمِتْنَا عَلَى مِلَّتِهِ. وَبَعْدُ؛
Jamaah jama'ah rahimakumullah
Anak adalah buah hati bagi kedua orang tuanya yang sangat disayangi dan dicintainya.
Sewaktu bahtera rumah tangga pertama kali diarungi, maka pikiran pertama yang terlintas dalam benak suami istri adalah berapa jumlah anaknya kelak akan mereka miliki serta kearah mana anak tersebut akan dibawa.
Menurut Sunnah melahirkan anak yang banyak justru yang terbaik.

Akhir Hidup Manusia (Risyantomo)


KHUTBAH PERTAMA :

إِنَّ الْحَمْدَ لله نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ بالله مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ الله فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إلهَ إلا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. 

يَاأَيُّهاَ الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا الله حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ 
يَاأَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُم مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيرًا وَنِسَآءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِي تَسَآءَلُونَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ الله كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا 
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا الله وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيدًا . يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَن يُطِعِ اللهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا 

أَمَّا بَعْدُ: فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ الله وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صلى الله عليه و سلم وَشَرَّ الْأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ، وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ، وَكُلَّ ضَلَالَةٍ فِي النَّارِ. اللهم صَل عَلَى مُحَمدٍ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلمْ.

Hukum Mendengarkan dan Menikmati Musik (Ridha)


Ibnu Masud Radhiallahuanhu bersumpah dengan nama Allah bahwa yang dimaksud dengan firman Allah:
Dan di antara manusia (ada) orang yang mempergunakan perkataan yang tidak berguna untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa pengetahuan dan menjadikan jalan Allah itu olok-olokan, mereka itu akan memperoleh azab yang menghinakan (Luqman : 6) adalah nyanyian [Tafsir Ibnu Katsir : 6/333] Abi Amir dan Abi Malik Al Asyari Radhiallahuanhu meriwayatkan, bersabda Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam:Kelak akan ada dari umatku beberapa kaum yang menghalalkan zina, sutera, khamar, dan alat-alat musik (HR Al Bukhari, Fathul Bari : 10/51)

Dan dalam hadits Anas bin Malik Radhiallahu'anhu, Rasulullah Shallallahualaihi wasallam bersabda :Kelak akan terjadi pada umat ini (tiga hal) : (mereka) ditenggelamkan (kedalam bumi), dihujani batu, dan diubah bentuk mereka, yaitu jika mereka minum arak, mengundang biduanita- biduanita (untuk menyanyi) dan menabuh (membunyikan) musik [As Silsilah Ash Shahihah,2203, diriwayatkan Ibnu Abi Dunya dalam kitab Dzammul Malahi dan At Tirmidzi no : 2212].

Memaafkan Sesama (Miftakhul)



Memaafkan Sesama Sebelum Ramadhan Tiba – Sya'ban 1432 H telah membersamai kita hampir setengahnya, artinya kita makin dekat dengan Ramadhan. Karena Sya'ban telah kita bahas pada edisi sebelumnya, demikian pula persiapan menyambut Ramadhan, Khutbah Jum'at edisi 13 Sya'ban 1432 H yang bertepatan dengan 15 Juli 2011 ini, Bersama Dakwah memilih tema "Memaafkan Sesama Sebelum Ramadhan Tiba".

Kemenangan Islam (Latif)


Di bulan Rabiul Awal 1432 H ini kita mendapatkan surprise yang menggembirakan. Saudara-saudara kita umat Islam di Mesir baru saja berhasil menggulingkan Husni Mubarak yang telah berkuasa selama 30 tahun. Sebelumnya, Tunisia juga melakukan hal yang sama pada Ben Ali. Fakta yang lebih menarik, dua "revolusi" itu menjadi "resonansi" bagi sejumlah negara di Timur Tengah. Perubahan di depan mata! Khutbah Jum'at ini berangkat dari kondisi aktual di atas untuk meneguhkan sikap istiqamah dalam dakwah dan perjuangan Islam melalui pemahaman bentuk-bentuk tamkin (kemenangan) Islam dalam Al-Qur'an.

Dengan demikian, tema Khutbah Jum'at edisi 14 Rabiul Awal 1432 H yang bertepatan dengan 18 Februari 2011 M ini adalah: Kemenangan Islam.

KHUTBAH PERTAMA

الحمد لله ربِّ العالمين والْعاقِبَةُ لِلْمُتَّقين ولا عُدْوانَ إلَّا عَلى الظَّالمِين وأشهد أنْ لا إله إلاالله وحده لا شريك له ربَّ الْعالمين وإلَهَ المُرْسلين وقَيُّوْمَ السَّمواتِ والأَرَضِين وأشهد أن محمدا عبده ورسوله المبعوثُ بالكتابِ المُبين الفارِقِ بَيْنَ الهُدى والضَّلالِ والْغَيِّ والرَّشادِ والشَّكِّ وَالْيَقِين والصَّلاةُ والسَّلامُ عَلى حَبِْيبِنا و شَفِيْعِنا مُحمَّدٍ سَيِّدِ المُرْسلين و إمامِ المهتَدين و قائِدِ المجاهدين وعلى آله وصحبه أجمعين

فياأيها المسلمون أوصيكم وإياي بتقوى الله عز وجل والتَّمَسُّكِ بهذا الدِّين تَمَسُّكًا قَوِيًّا. فقال الله تعالى في كتابه الكريم، أعوذ بالله من الشيطان الرجيم “يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ ،

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

Jama’ah jum’at rahimakumullah,
Hari-hari ini dunia dipenuhi dengan semangat revolusi negeri-negeri muslim. Semangat perubahan. Sebagiannya telah berhasil, sebagiannya dalam proses dan perjalanan. Tunisia dan Mesir adalah contoh pertama. Sedangkan Pakistan, Aljazair, dan sejumlah Negara timur tengah lainnya adalah contoh kedua.

Siapa yang pernah berpikir bahwa timur tengah yang selama ini terkungkung dalam tirani penguasa, cengkeraman diktator, tiba-tiba bangkit dan melakukan perlawanan. Melakukan perubahan. Tapi itulah yang terjadi. Maka rezim Ben Ali yang telah berkuasa selama 23 tahun tumbang. Rezim Mubarak yang telah memerintah selama 30 tahun juga tumbang.

Perubahan-perubahan itu oleh sebagian orang dipandang sebagai sesuatu yang selayaknya terjadi. Sebab perubahan adalah keniscayaan. Dan memang ada sunnah pergiliran. Demikian pula fase eksistensi sebuah rezim. Ada fase kebangkitan, lalu kejayaan, dan setelahnya kemunduran. Ketika kekuasaan telah terpusat di tangan satu orang, maka kehancuran sudah sedemikia dekatnya. Maka ibnu Khaldun membuat sebuah kaidah dalam Muqaddimahnya: “Sekali usaha pemusatan kekuasaan dalam tangan seorang telah tercapai dan kemewahan serta sifat malas telah merata, maka berarti negara telah mendekati kehancurannya.”

Sekali lagi, mungkin saja “revolusi” Tunisa dan Mesir dianggap hal biasa. Atau spontan terjadi begitu saja. Namun jika kita jeli, kita akan menemukan warna gerakan Islam di sana. Itulah yang tampak pada demonstrasi besar di Mesir. Jumlahnya ratusan ribu. Namun mereka mengistirahatkan aksi mereka. Sesaat meredam amarah dan kata-kata. Dan dalam barisan rapi, disiarkan berbagai media, dan disaksikan seluruh dunia mereka shalat berjamaah. Bukankah ini aneh? Bukankah ini luar biasa? Bukankah ini adalah bukti bahwa gerakan Islam berperan besar di sana?

Jama’ah jum’at rahimakumullah,
Lalu ada sebagian kita yang mempersoalkan, kalaupun perubahan-perubahan itu dimotori gerakan Islam toh nyatanya sampai saat ini belum terjadi kemenangan Islam. Kemenangan dakwah. Kemudian argument itu berlanjut pada logika berikutnya untuk menanamkan keraguan agar Islam menjadi gerakan ritual yang sempit, yang hanya mengurusi shalat, puasa, dan sejenisnya.

Barangkali pemikiran seperti ini lahir karena keterbatasan kita dalam memandang kemenangan. Bahwa kemenangan (tamkin) itu mestilah Islam yang berkuasa penuh, tanpa reserve, mengatur semuanya seketika dengan hukum Islam.

Sekarang, marilah kita lihat bersama bagaimana Al-Qur’an mengisyaratkan bentuk-bentuk kemenangan (tamkin).

Pertama, salah satu bentuk tamkin adalah pengokohan terhadap sikap para dai yang Allah berikan kepada mereka dalam menjalankan misi menyampaikan risalah dan menunaikan amanah. Lalu timbullah simpati manusia serta respon positif atas dakwah mereka.

Misalnya yang terjadi pada ashabul qaryah.
                    
وَاضْرِبْ لَهُمْ مَثَلًا أَصْحَابَ الْقَرْيَةِ إِذْ جَاءَهَا الْمُرْسَلُونَ * إِذْ أَرْسَلْنَا إِلَيْهِمُ اثْنَيْنِ فَكَذَّبُوهُمَا فَعَزَّزْنَا بِثَالِثٍ فَقَالُوا إِنَّا إِلَيْكُمْ مُرْسَلُونَ * قَالُوا مَا أَنْتُمْ إِلَّا بَشَرٌ مِثْلُنَا وَمَا أَنْزَلَ الرَّحْمَنُ مِنْ شَيْءٍ إِنْ أَنْتُمْ إِلَّا تَكْذِبُونَ * قَالُوا رَبُّنَا يَعْلَمُ إِنَّا إِلَيْكُمْ لَمُرْسَلُونَ * وَمَا عَلَيْنَا إِلَّا الْبَلَاغُ الْمُبِينُ * قَالُوا إِنَّا تَطَيَّرْنَا بِكُمْ لَئِنْ لَمْ تَنْتَهُوا لَنَرْجُمَنَّكُمْ وَلَيَمَسَّنَّكُمْ مِنَّا عَذَابٌ أَلِيمٌ * قَالُوا طَائِرُكُمْ مَعَكُمْ أَئِنْ ذُكِّرْتُمْ بَلْ أَنْتُمْ قَوْمٌ مُسْرِفُونَ * وَجَاءَ مِنْ أَقْصَى الْمَدِينَةِ رَجُلٌ يَسْعَى قَالَ يَا قَوْمِ اتَّبِعُوا الْمُرْسَلِينَ * اتَّبِعُوا مَنْ لَا يَسْأَلُكُمْ أَجْرًا وَهُمْ مُهْتَدُونَ

Dan buatlah bagi mereka suatu perumpamaan, yaitu penduduk suatu negeri ketika utusan-utusan datang kepada mereka. (yaitu) ketika Kami mengutus kepada mereka dua orang utusan, lalu mereka mendustakan keduanya; kemudian Kami kuatkan dengan (utusan) yang ketiga, maka ketiga utusan itu berkata: "Sesungguhnya kami adalah orang-orang di utus kepadamu". Mereka menjawab: "Kamu tidak lain hanyalah manusia seperti kami dan Allah Yang Maha Pemurah tidak menurunkan sesuatupun, kamu tidak lain hanyalah pendusta belaka". Mereka berkata: "Tuhan kami mengetahui bahwa sesungguhnya kami adalah orang yang diutus kepada kamu". Dan kewajiban kami tidak lain hanyalah menyampaikan (perintah Allah) dengan jelas". Mereka menjawab: "Sesungguhnya kami bernasib malang karena kamu, sesungguhnya jika kamu tidak berhenti (menyeru kami), niscaya kami akan merajam kamu dan kamu pasti akan mendapat siksa yang pedih dari kami". Utusan-utusan itu berkata: "Kemalangan kamu adalah karena kamu sendiri. Apakah jika kamu diberi peringatan (kamu bernasib malang)? Sebenarnya kamu adalah kaum yang melampui batas". Dan datanglah dari ujung kota, seorang laki-laki dengan bergegas-gegas ia berkata: "Hai kaumku, ikutilah utusan-utusan itu". Ikutilah orang yang tiada minta balasan kepadamu; dan mereka adalah orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS. Yasin : 13-21)

Dalam ayat ini, rasul Allah itu mampu menyampaikan risalah. Mereka tetap teguh meskipun berhadapan dengan ancaman dan intimidasi penduduk negeri itu. Apakah kita mengatakan rasul itu kalah hanya karena ia tidak berkuasa? Tidak. Dakwah menang. Malaazamul haq fii quluubinaa. Selama kebenaran itu masih kokoh dalam hati kita.

Kisah yang lain adalah seorang ghulam yang berhadapan dengan ashabul ukhdud. Pada akhirnya ghulam yang beriman itu wafat, syahid. Namun bersamaan dengan itu berbondong-bondong orang beriman. Lalu mereka semuanya dibakar di parit-parit. Kalahkah mereka? Tidak. Itu bagian dari kemenangan. Dan di akhirat, kemenangan besar telah menanti.

Allah menceritakan kekejaman ashabul ukhdud itu dalam firman-Nya:

قُتِلَ أَصْحَابُ الْأُخْدُودِ * النَّارِ ذَاتِ الْوَقُودِ * إِذْ هُمْ عَلَيْهَا قُعُودٌ * وَهُمْ عَلَى مَا يَفْعَلُونَ بِالْمُؤْمِنِينَ شُهُودٌ * وَمَا نَقَمُوا مِنْهُمْ إِلَّا أَنْ يُؤْمِنُوا بِاللَّهِ الْعَزِيزِ الْحَمِيدِ

Binasa dan terlaknatlah orang-orang yang membuat parit, yang berapi (dinyalakan dengan) kayu bakar, ketika mereka duduk di sekitarnya, sedang mereka menyaksikan apa yang mereka perbuat terhadap orang-orang yang beriman. Dan mereka tidak menyiksa orang-orang mukmin itu melainkan karena orang-orang mukmin itu beriman kepada Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji, (QS. Al-Buruj : 4-8)

Kedua, bentuk tamkin (kemenangan) dalam Al-Qur’an adalah binasanya orang-orang kafir dan selamatnya orang-orang mukmin. Entah di hadapan azab yang diturunkan Allah atau dalam peperangan.

Misalnya adalah Nabi Nuh dan Nabi Musa. Al-Qur’an memberitakan kepada kita bahwa Nuh adalah rasul pertama yang berdakwah selama 950 tahun. Beliau termasuk ulul azmi. Namanya disebut dalam Al-Qur’an sebanyak 43 kali dalam 29 surat. Dakwahnya luar biasa, siang dan malam.

Namun apa tanggapan kaumnya? Surat Nuh menceritakan kepada kita,

قَالَ رَبِّ إِنِّي دَعَوْتُ قَوْمِي لَيْلًا وَنَهَارًا * فَلَمْ يَزِدْهُمْ دُعَائِي إِلَّا فِرَارًا * وَإِنِّي كُلَّمَا دَعَوْتُهُمْ لِتَغْفِرَ لَهُمْ جَعَلُوا أَصَابِعَهُمْ فِي آَذَانِهِمْ وَاسْتَغْشَوْا ثِيَابَهُمْ وَأَصَرُّوا وَاسْتَكْبَرُوا اسْتِكْبَارًا * ثُمَّ إِنِّي دَعَوْتُهُمْ جِهَارًا

Nuh berkata: "Ya Tuhanku sesungguhnya aku telah menyeru kaumku malam dan siang, maka seruanku itu hanyalah menambah mereka lari (dari kebenaran). Dan sesungguhnya setiap kali aku menyeru mereka (kepada iman) agar Engkau mengampuni mereka, mereka memasukkan anak jari mereka ke dalam telinganya dan menutupkan bajunya (kemukanya) dan mereka tetap (mengingkari) dan menyombongkan diri dengan sangat. Kemudian sesungguhnya aku telah menyeru mereka (kepada iman) dengan cara terang-terangan (QS. Nuh : 5-8)

Kaumnya tetap menolak, ingkar, durhaka, bahkan memusuhi dakwah ini. Karenanya di penghujung kisah, mereka dibinasakan oleh Allah dengan azab banjir.
            
فَدَعَا رَبَّهُ أَنِّي مَغْلُوبٌ فَانْتَصِرْ * فَفَتَحْنَا أَبْوَابَ السَّمَاءِ بِمَاءٍ مُنْهَمِرٍ * وَفَجَّرْنَا الْأَرْضَ عُيُونًا فَالْتَقَى الْمَاءُ عَلَى أَمْرٍ قَدْ قُدِرَ * وَحَمَلْنَاهُ عَلَى ذَاتِ أَلْوَاحٍ وَدُسُرٍ * تَجْرِي بِأَعْيُنِنَا جَزَاءً لِمَنْ كَانَ كُفِرَ

Maka dia mengadu kepada Tuhannya: "bahwasanya aku ini adalah orang yang dikalahkan, oleh sebab itu menangkanlah (aku)." Maka Kami bukakan pintu-pintu langit dengan (menurunkan) air yang tercurah. Dan Kami jadikan bumi memancarkan mata air-mata air, maka bertemu- lah air-air itu untuk suatu urusan yang sungguh telah ditetapkan. Dan Kami angkut Nuh ke atas (bahtera) yang terbuat dari papan dan paku, Yang berlayar dengan pemeliharaan Kami sebagai belasan bagi orang-orang yang diingkari (Nuh). (QS. Al-Qamar : 10-14)

Kisah Nabi Musa dan Fir’aun juga merupakan bentuk tamkin (kemenangan) yang sama. Kisah perlawanan kali ini terjadi di Mesir. Dan Allah menjadikannya sebagai anugerah bagi negeri ini.

وَنُرِيدُ أَنْ نَمُنَّ عَلَى الَّذِينَ اسْتُضْعِفُوا فِي الْأَرْضِ وَنَجْعَلَهُمْ أَئِمَّةً وَنَجْعَلَهُمُ الْوَارِثِينَ * وَنُمَكِّنَ لَهُمْ فِي الْأَرْضِ وَنُرِيَ فِرْعَوْنَ وَهَامَانَ وَجُنُودَهُمَا مِنْهُمْ مَا كَانُوا يَحْذَرُونَ

Dan Kami hendak memberi karunia kepada orang-orang yang tertindas di bumi (Mesir) itu dan hendak menjadikan mereka pemimpin dan menjadikan mereka orang-orang yang mewarisi (bumi), dan akan Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi dan akan Kami perlihatkan kepada Fir'aun dan Haman beserta tentaranya apa yang se- lalu mereka khawatirkan dari mereka itu. (QS. Al-Qashash : 5-6)

Pada akhirnya Fir’aun dan seluruh bala tentaraya yang tengah mengejar Musa dan kaumnya ditenggelamkan Allah di laut merah.

فَأَتْبَعُوهُمْ مُشْرِقِينَ * فَلَمَّا تَرَاءَى الْجَمْعَانِ قَالَ أَصْحَابُ مُوسَى إِنَّا لَمُدْرَكُونَ * قَالَ كَلَّا إِنَّ مَعِيَ رَبِّي سَيَهْدِينِ * فَأَوْحَيْنَا إِلَى مُوسَى أَنِ اضْرِبْ بِعَصَاكَ الْبَحْرَ فَانْفَلَقَ فَكَانَ كُلُّ فِرْقٍ كَالطَّوْدِ الْعَظِيمِ * وَأَزْلَفْنَا ثَمَّ الْآَخَرِينَ * وَأَنْجَيْنَا مُوسَى وَمَنْ مَعَهُ أَجْمَعِينَ * ثُمَّ أَغْرَقْنَا الْآَخَرِينَ * إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآَيَةً وَمَا كَانَ أَكْثَرُهُمْ مُؤْمِنِينَ * وَإِنَّ رَبَّكَ لَهُوَ الْعَزِيزُ الرَّحِيمُ

Maka Fir'aun dan bala tentaranya dapat menyusuli mereka di waktu matahari terbit. Maka setelah kedua golongan itu saling melihat, berkatalah pengikut-pengikut Musa: "Sesungguhnya kita benar-benar akan tersusul". Musa menjawab: "Sekali-kali tidak akan tersusul; sesungguhnya Tuhanku besertaku, kelak Dia akan memberi petunjuk kepadaku". Lalu Kami wahyukan kepada Musa: "Pukullah lautan itu dengan tongkatmu". Maka terbelahlah lautan itu dan tiap-tiap belahan adalah seperti gunung yang besar. Dan di sanalah Kami dekatkan golongan yang lain. Dan Kami selamatkan Musa dan orang-orang yang besertanya semuanya. Dan Kami tenggelamkan golongan yang lain itu. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar merupakan suatu tanda yang besar (mukjizat) dan tetapi adalah kebanyakan mereka tidak beriman. Dan sesungguhnya Tuhanmu benar-benar Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang. (QS. Asy-Syu’ara : 60-68)

Ada pula kisah yang lain. Difirmankan dalam surat Al-Baqarah ayat 246-252. Yakni kemenangan orang-orang beriman di bawah kepemimpinan Thalut melawan tentara Jalut. Meskipun kalah jumlah,orang-orang beriman pada akhirnya memenangkan peperangan itu.

Ketiga, Bermusyarakah dalam pemerintahan non Islami. Mungkin banyak orang yang heran mengapa ini masuk dalam tamkin (kemenangan). Namun demikianlah nyatanya. Dengan musyarakah itu nilai-nilai Islam bisa diinternalisasikan, dakwah bisa dikumandangkan. Meskipun bukan kemenangan mutlak, namun orang beriman mampu mempertahankan yang haq, dan memperjuangkan hak, serta menghindari madharat yang lebih besar.

Dalam konteks ini, Al-Qur’an mencontohkan Nabi Yusuf.

قَالَ اجْعَلْنِي عَلَى خَزَائِنِ الْأَرْضِ إِنِّي حَفِيظٌ عَلِيمٌ

Berkata Yusuf: "Jadikanlah aku bendaharawan negara (Mesir); sesungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga, lagi berpengetahuan". (QS. Yusuf : 55)

Meskipun Nabi Yusuf tahu negeri itu bukan Negara Islam, toh tidak menghalangi Nabi Yusuf untuk bermusyarakah. Demi kebaikan dakwah dan kebaikan umat pada masa itu. Dan itu adalah bagian dari tamkin (kemenangan).

Keempat, adalah pendirian pemerintahan. Islam yang memerintah. Islam yang berkuasa. Barangkali bentuk tamkin (kemenangan) yang terakhir ini yang paling banyak dicita-citakan oleh umat dan gerakan Islam. Dalam Al-Qur’an kita bisa mendapatkan setidaknya tiga kisah dalam konteks ini. Yakni Nabi Daud, Nabi Sulaiman, dan Rasulullah Muhammad SAW khususnya paska fathu Makkah.

Tentang Nabi Daud, Allah SWT berfirman :

يَا دَاوُودُ إِنَّا جَعَلْنَاكَ خَلِيفَةً فِي الْأَرْضِ فَاحْكُمْ بَيْنَ النَّاسِ بِالْحَقِّ وَلَا تَتَّبِعِ الْهَوَى فَيُضِلَّكَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ إِنَّ الَّذِينَ يَضِلُّونَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ لَهُمْ عَذَابٌ شَدِيدٌ بِمَا نَسُوا يَوْمَ الْحِسَابِ

Hai Daud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) di muka bumi, maka berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah. Sesungguhnya orang-orang yang sesat darin jalan Allah akan mendapat azab yang berat, karena mereka melupakan hari perhitungan. (QS. Shad : 26)

Tentang Nabi Sulaiman, Allah SWT berfirman :
                        
وَلَقَدْ آَتَيْنَا دَاوُودَ وَسُلَيْمَانَ عِلْمًا وَقَالَا الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي فَضَّلَنَا عَلَى كَثِيرٍ مِنْ عِبَادِهِ الْمُؤْمِنِينَ * وَوَرِثَ سُلَيْمَانُ دَاوُودَ وَقَالَ يَا أَيُّهَا النَّاسُ عُلِّمْنَا مَنْطِقَ الطَّيْرِ وَأُوتِينَا مِنْ كُلِّ شَيْءٍ إِنَّ هَذَا لَهُوَ الْفَضْلُ الْمُبِينُ

Dan sesungguhnya Kami telah memberi ilmu kepada Daud dan Sulaiman; dan keduanya mengucapkan: "Segala puji bagi Allah yang melebihkan kami dari kebanyakan hamba-hambanya yang beriman". Dan Sulaiman telah mewarisi Daud, dan dia berkata: "Hai Manusia, kami telah diberi pengertian tentang suara burung dan kami diberi segala sesuatu. Sesungguhnya (semua) ini benar-benar suatu kurnia yang nyata". (QS. An-Naml : 15-16)

وقل رب اغفر وارحم و انت خير الراحمين


KHUTBAH KEDUA

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ
أَشْهَدُ أنْ لا إلَهَ إلا اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ، وأشهدُ أنَّ مُحَمَّدًا عبْدُه ورَسُولُه.
{ يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ } [آل عمران: 102]
{ يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلا سَدِيدًا * يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا } [الأحزاب: 70، 71].

Jama'ah jum'at yang dirahmati Allah,
Bentuk-bentuk tamkin (kemenangan) ini seyogyanya menjadikan umat Islam, khususnya kaum mukminin yang tengah berjuang dalam medan dakwah agar senantiasa termotivasi dan istiqamah. Karena yang akan mereka dapatkan adalah kemenangan. Hanya kemenanangan. Selama mereka ikhlas dan istiqamah di jalan-Nya.

Allah SWT menjanjikan dalam firman-Nya:

إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلَائِكَةُ أَلَّا تَخَافُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنْتُمْ تُوعَدُونَ

Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah" kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: "Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu". (QS. Fushilat : 30)

اللَّهُمَّ صَلِّ وسَلِّمْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ وسَلّمْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، فِي العَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنْ خُلَفَائِهِ الرَّاشِدِيْنَ، وَعَنْ أَزْوَاجِهِ أُمَّهَاتِ المُؤْمِنِيْنَ، وَعَنْ سَائِرِ الصَّحَابَةِ أَجْمَعِيْنَ، وَعَنْ المُؤْمِنِيْنَ وَالمُؤْمِنَاتِ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، وَعَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.

اللَّهُمَّ اجْعَلْ جَمْعَنَا هَذَا جَمْعًا مَرْحُوْمًا، وَاجْعَلْ تَفَرُّقَنَا مِنْ بَعْدِهِ تَفَرُّقًا مَعْصُوْمًا، وَلا تَدَعْ فِيْنَا وَلا مَعَنَا شَقِيًّا وَلا مَحْرُوْمًا.
اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالعَفَافَ وَالغِنَى.

اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ أَنْ تَرْزُقَ كُلاًّ مِنَّا لِسَانًا صَادِقًا ذَاكِرًا، وَقَلْبًا خَاشِعًا مُنِيْبًا، وَعَمَلاً صَالِحًا زَاكِيًا، وَعِلْمًا نَافِعًا رَافِعًا، وَإِيْمَانًا رَاسِخًا ثَابِتًا، وَيَقِيْنًا صَادِقًا خَالِصًا، وَرِزْقًا حَلاَلاًَ طَيِّبًا وَاسِعًا، يَا ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ.
اللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ، وَوَحِّدِ اللَّهُمَّ صُفُوْفَهُمْ، وَأَجْمِعْ كَلِمَتَهُمْ عَلَى الحَقِّ، وَاكْسِرْ شَوْكَةَ الظَّالِمِينَ، وَاكْتُبِ السَّلاَمَ وَالأَمْنَ لِعِبادِكَ أَجْمَعِينَ.

اللَّهُمَّ رَبَّنَا احْفَظْ أَوْطَانَنَا وَأَعِزَّ سُلْطَانَنَا وَأَيِّدْهُ بِالْحَقِّ وَأَيِّدْ بِهِ الْحَقَّ يَا رَبَّ العَالَمِيْنَ.
اللَّهُمَّ رَبَّنَا اسْقِنَا مِنْ فَيْضِكَ الْمِدْرَارِ، وَاجْعَلْنَا مِنَ الذَّاكِرِيْنَ لَكَ في اللَيْلِ وَالنَّهَارِ، الْمُسْتَغْفِرِيْنَ لَكَ بِالْعَشِيِّ وَالأَسْحَارِ.

اللَّهُمَّ أَنْزِلْ عَلَيْنَا مِنْ بَرَكَاتِ السَّمَاء وَأَخْرِجْ لَنَا مِنْ خَيْرَاتِ الأَرْضِ، وَبَارِكْ لَنَا في ثِمَارِنَا وَزُرُوْعِنَا وكُلِّ أَرزَاقِنَا يَا ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ.
رَبَّنَا آتِنَا في الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
رَبَّنَا لا تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا، وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً، إِنَّكَ أَنْتَ الوَهَّابُ.
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الخَاسِرِيْنَ.
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدُّعَاءِ.

عِبَادَ اللهِ :إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي القُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ

[Khutbah Jum'at edisi 14 Rabiul Awal 1432 H bertepatan dengan 18 Februari 2011 M; Bersama Dakwah]



 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. INTISARI QUR'AN - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger