Headlines News :
Home » » Adab Membaca Al-Qur'an

Adab Membaca Al-Qur'an

Written By Aajum on Sunday, April 3, 2011 | 6:16 AM


Dalam melaksanakan pembacaan al-qur’an ,sesuai dengan yang dikehendaki oleh Syara’, hendaklah
dipelihara adab-adab membacanya dengan sempurna, baik adab-adab yang lahir, maupun yang bathin.
Adab –adab lahir ketika membaca al-Qur’an diantarnya ialah:
a. Berwudhu terlebih dahulu
b. Membaca ditmpat yang bersih dan suci
c. Menghadap kiblat, menundukan kepala, sopan dan berkeadaan tenang
d. Membersihkan mulut terlebih dahulu, seperti sikat gigi atau siwak
e. Membaca dengan suar dan lagu yang bagus terjauh dari riya

f. Men-tafkhim-kan suara, yakni membaca dengan suara yang agak keras.
g. Membaca dengan tartil, yakni menyempurnakan hak-hak huruf, mad, dan tidak terlalu cepat.
Allah swt berfirman:

“Dan bacalah Al Quran itu dengan perlahan-lahan.”(QS.uzamil: 4)

Al-Qur’an itu wajib dibaca dengan tajwid:
Berkata Imam Al-Jazary:

وَاْلأَخْذُ بِالتَّجْوِيْدِ حَتْمٌُ لاَ زِمٌُ. مَنْ لَمْ يُجَوِّدِ الْقُرْأٰنَ فَهُوَ آثمٍِ

“Membaca al-Qur’an menurut undang-undang tajwid, wajib dan lazim.Barang siapa tidak mentajwidkan al-Qur’an, berdosalah ia”
Membaca al-qur’an dapatlah dikelompokan kedalam tiga macam bacaan:
Pertama,”Qiraatut tahqiq” yakni, membaca dengan membrikan hak tiap-tiap huruf dengan sempurna.
Kedua,”Qiraatul al hadar”, yakni membaca dengan agak cepat, tetapi tidak merusakan makna.
Ketiga,”Qiraatut tadwier”, yaitu membaca dengan sederhana, antara cepat dan perlahan.

h. Menghindarkan diri memutuskan bacaan karma berbicara dengan seseorang
i. Membaca dengan tertib mushaf
j. Memulai membaca dari awa surat, berhenti di akhir surat.
k. Membaca Ta’awud sebelum membaca ayat-ayat al-Qur’an, karena mengingat dan berpedoman dengan ayat Allah swt


“Apabila kamu membaca Al Quran hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk”QS. An-Nahl: 98)

Adapun bacaan ta’awaudz yang kita kenal adalah:

اَعُوْذُ بِاللَّهِ مِنَالشَّيْطاَنِ الرَّجِيْمِ

اَعُوْذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطاَنِ الرَّجِيْمِِ اِنَّهُ هُوَالسَّمِيْعُ الْعَلِيْمِ

اَعُوْذُ بِاللَّهِ السَّمِيْعِ الْعَلِيْمِ مِنَ الشَّيْطاَنِ الرَّجِيْمِِ

اَعُوْذُ بِاللَّهِ الْقَوِيِّ مِنَ الشَّيْطاَنِ الْغَوِيِّ

اَعُوْ ذُ بِاللَّهِ مِنَ النَّارِ وَمِنْ شَرِّالْكُفَّارِ وَمِنْ غَضَبِ الْجَبَّارِ
اَلْعِزَّةُ لِلَّهِ ولِرَسُوْلِهِ وَلِلْمُؤْمِنِيْنَ

l. Membaca basmalah, terkecuali pada awal surat al-Bara’ah, mengingat hadits nabi :

كُلُّ اَمْرٍِ ذِيْ باَلٍِ لاَ يُبْدَ أُ فِيْهِ بسْمِ اللّٰهِ الرِّحْمٰنِ الرّحِيْمِ. فَهُوَ اَجْدَمُ

“Setiap suatu pekerjaan yang tidak dimulai dengan bacaan “bismalahirrahmaanirrahiim”, maka sia-sialah ia”(HR. Ar-Rahawy)

m. Membaca kalimat tasbih, apabila menjumpai bacaan ayat-ayat tasbih
n. Membaca do’a, apabila mendapatkan bacaan yang mengandung doa
o. Memohon rahmat Allah swt, manakala menjumpai ayat-ayat yang mengandung rahmat
p. Menutup bacaan dengan do’a
Berkata para shahabat:”Bahwasanya rahmat Allah swt diturunkan ketika khatam al-Qur’an” diberitakan oleh Ad-Darimy dari Humaid Al-A’raj, berkata:

مَنْ قَرَأَالقُرْأٰنَ ثُمَّ دَعَا. اَمَّنَ عَلىٰ دُعَائِهِ اَرْبَعَةُ آ لاَفِ مَلَكِ

“Barang siapa membaca al-Qur’an, kemudian mendo’a ia, niscaya di amin-kan do’anya itu oleh empat ribu Malaikat”.

Adapun adab membaca al-qur’an secara bathin diantaranya adalah:
a. Membaca dengan tadabbur
Yakni memperhatikan sungguh akan janji baik dan janji buruk (wa’ad dan wa’id), harapan-harapan dan ancaman-ancaman (targhib dan tarhieb,) hikmah-hikmah yang terkandung di dalam al-qur’an, hokum-hukumnya serta mengambil pelajaran dan nasehat daripadanya

. ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatNya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran. (QS. Shaad: 29)

Nabi SAW bersabda:” Celakalah orang yang membaca al-qur’an, padahal ia tidak memperhatikan maknanya (HR. Ibnu Hibban)

Beberapa pendapat ulama besar mengenai pentingnya membaca al-qur’an dan memperhatikan maknanya:
Berkata Ibnu Mas’ud r.a:” BAcalah al-Qur’an selama Qur’an mencegah engkau. Jika ia tidak dapat lagi mencegah, berartilah engkau tidak membacanya.

Berkata Ibnu Mahran:”Banyak orang yang mmbaca al-qur’an, padahal melaknatinya”.


Berkata Annas Ibnu Malik r.a:”Berapa banya orang membaca al-Qur’an, sedang al-Qur’an melaknatinya”.


b. Membaca dengan khusuk
Membaca dengan khusuk akan menjadikan dada menjadi lapang dan bersinar-sinar.

“ Kalau Sekiranya Kami turunkan Al-Quran ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan ketakutannya kepada Allah. dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia supaya mereka berfikir”.(QS. Al-Hasyr: 21)

c. Membaca dengan ihlas, semata-mata karena Allah swt.
Yaitu membulatkan fikiran dan hati, bahwa kita sedang munajat dengan Allah, dengan membaca kitabNya yang suci.
d. Membaca dengan cara yang menhasilkan bekas bacaan itu pada diri sendiri.
Dalam hal ini, orang-orang ‘arifin sering mengucurkan air mata ketika membaca al-Qur’an, karma hati mereka sangat terpengaruh oleh bacaan yang mereka bacakan itu.
Allah berfirman:
“Dan mereka menyungkur atas muka mereka sambil menangis dan mereka bertambah khusyu'.(QS. Al-Isra: 109).
Share this post :

Post a Comment

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. INTISARI QUR'AN - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger