Salah satu wujud
ketakwaan adalah dengan menahan amarah, agar kita masuk surga sesuai dengan
firman Allah Swt.
Artinya:
134. (yaitu) orang-orang
yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan
orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang lain. Allah
menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.
136. mereka itu
balasannya ialah ampunan dari Tuhan mereka yaitu Allah, dan mereka dijamin
masuk surga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai, mereka kekal tinggal
di dalamnya, dan Itulah Sebaik-baik pahala orang-orang yang beramal dengan
menahan amarah. (Qur’an Surat
Ayat
di atas, menjelaskan bahwa orang yang dijamin masuk surga adalah orang yang
menahan amarahnya. Al ghadhab, atau marah adalah merupakan salah satu sifat yang
sangat berbahaya bagi manusia dan lingkungannya, karena marah bisa menghancurkan manusia, baik secara pribadi maupun kelompok.
Dalam
penelitian kedokteran modern, di temukan bahwa sekali manusia marah
maka sekitar 1.000 (seribu) syarafnya putus. Jika syaraf kita banyak yang
putus maka dihari tua kita akan pikun dan pelupa. Bahkan bisa lumpuh. Jika
kita mampu menahan amarah, maka jaminan surga pasti kita
dapatkan. Dalam satu hadits yang di riwayatkan Thabarani dijelaskan:
"Seorang
laki-laki berkata kepada Rasulullah saw: "Tunjukan kepadaku suatu
amalan yang dapat memasukkan aku ke dalam surga". Rasulullah saw menjawab:
"Jangan marah, jangan marah dan jangan marah, maka kamu pasti
mendapatkan surga" (Hadis Riwayat. Thabrani)
Hadirin
sidang jumat yang berbahagia.
Selain
syaraf kita putus, ternyata ada beberapa bahaya dari sifat marah yang
perlu diwaspadai, Pertama, marah
akan merusak iman, karena bila seseorang sudah beriman dia akan memiliki
ahlak yang
mulia, salah satunya adalah mampu mengendalikan dirinya sehingga tidak mudah marah
kepada orang lain,
Rasulullah saw bersabda yang artinya: "Marah itu dapat merusak iman seperti
rasa pahit yang merusak
rasa manisnya madu" (Hadis Riwayat. Baihaki)
Kedua, marah, mudah mendapatkan murka dari Allah terutama pada hari kiamat
kelak, karena itu pada saat hendak marah kepada orang lain mestinya kita scgera mengingat Allah dalam arti ingat dan komitmen
terhadap ketentuan-ketentuan-Nya
sehingga tidak mudah melampiaskan
kemarahan dengan hal-hal yang tidak benar, Allah SWT, berfirman
sebagaimana yang disebutkan dalam hadis
Qudsi:
Artinya:"Wahai
anak Adam, ingatlah kepada-Ku ketika kamu marah, Maka Aku akan
mengingatmu jika Aku sedang marah (yakni pada hari akhir hari kiamat, ketika aku
(Allah) sebagai penguasa alam menghancur leburkan dunia seisinya)."
Ketiga, Mudah marah juga akan menyebabkan orang
lain marah. Sehingga hubungan kita dengan orang lain juga akan renggang
bahkan terputus. Oleh karena itu seseorang bisa dikatakan kuat. Jika orang itu
mampu mengendalikan marahnya. Sehingga marahnya hanya saat menegakan kebenaran
bukan dalan rangka kebatilan. Seperti di jelaskan dalam hadis yang artinya:
Orang kuat bukanlah
orang yang dapat mengalahkan musuh, namun orang yang kuat adalah
orang yang dapat menghentikan marahya ketika dirinya sedang marah. (HR
Bukhori dan Muslim).
Karena itu marilah kita
bersama sama menahan marah, dan segera menghentkian marah, karena marah adalah
godaan Syetan dan sifat syetan yang harus kita lawan agar kita masuk sorga.
Cara melawan amarah adalah dengan mengingat Allah atau dzikrulloh. Seperti
dengan ucapan Subhanallah (Mahasuci Allah), Walhamdulillah (Segala puji bagi
Allah), Wala Illaha Illallohu Allahu Akabr. Demikian Kotbah Jum’at ini saya
sampaikan mudah mudahan bermanfaat. Amin ya Robbal Alamin.
Post a Comment