Headlines News :
Home » » Istiqomah

Istiqomah

Written By Aajum on Monday, February 1, 2016 | 12:46 AM


Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
            
Dan bahwasanya: Jikalau mereka tetap berjalan Lurus di atas jalan itu (agama Islam), benar-benar Kami akan memberi minum kepada mereka air yang segar (rezki yang banyak) (QS. Al-Jin: 16)
Istiqomah secara bahasa” istiqoma - yastaqiimu  - istiqomaan” yang berarti teguh, konsisten, terus menerus
Menurut Tafsir Aisar, yang dimaksud istiqamah ialah mereka yang betul - betul yakin dengan kebenaran Islam, dengan tidak akan menukarnya dengan kepercayaan lain, serta tetap konsisten menjalankan ibadah dan menjauhi kemungkaran, maka malaikat akan turun kepadanya dua kali. Pertama, ketika hendak menghembuskan nafas terakhir Kedua, ketika bangkit dari kubur menuju akhirat. Malaikat itu berkata, kami akan temani kamu, higga berakhir ke surga, seperti yang telah dijanjikan Allah.( Jilid 4 :57 ). Ungkapan senada juga di katakan oleh ust Nasrulloh (2015) istiqomah adalah berusaha secara terus menerus ke arah yang lebih berkualitas atau adanya upaya  ke arah yang lebih berkualiatas

Hal ini wajib bagi kita pahami mengingat qoidah ushul fiqih.....
“Semua yang menyempurnakan perbuatan wajib
 maka ia tiada lain hanyalah wajib pula”
Menurut ust. Nasrulloh setidaknya ada 4 (empat) hal yang harus kita pahami berkenan dengan istiqomah.
Pertama, ketika berhadapan dengan hukum
Seorang muslim ketika dihadapkan pada suatu hukum, maka sikapnya  menunjukan adanya ketaatan, tunduk, dan patuh terhadap aturan tersebut.  Hal ini  dapat dilihat dari makna islam itu sendiri yang terbentuk dari kata “aslama-yuslimu-islamaan” yang artinya berserah diri pada aturan. Maka sikap seorang yang istiqomah dapat ternilai dari bagaimana ia dapat menjalankan ketaatannya terhadap Illahi. Allah swt berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu.” (QS. An-Nisa: 59)
Ketaatan seorang muslim itu sendiri akan tercermin dari bagaimana ia mampu menjaga perilakunya dalam kehidupan sehari-hari.
Nabi saw bersabda:
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 'Janganlah kalian saling mendengki, saling memfitnah, saling membenci, dan saling memusuhi. Janganlah ada seseorang di antara kalian yang berjual beli sesuatu yang masih dalam penawaran muslim lainnya dan jadilah kalian hamba-hamba Allah yang saling bersaudara. Muslim yang satu dengan muslim yang lainnya adalah bersaudara tidak boleh menyakiti, merendahkan, ataupun menghina. Takwa itu ada di sini (Rasulullah menunjuk dadanya), Beliau mengucapkannya sebanyak tiga kali. Seseorang telah dianggap berbuat jahat apabila ia menghina saudaranya sesama muslim. Muslim yang satu dengan yang Iainnya haram darahnya. hartanya, dan kehormatannya." Telah menceritakan kepadaku Abu At Thahir Ahmad bin Amru bin Sarh Telah menceritakan kepada kami Ibnu Wahab dari Usamah yaitu Ibnu Zaid Bahwa dia mendengar Abu Sa'id -budak- dari Abdullah bin Amir bin Kuraiz berkata; aku mendengar Abu Hurairah berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: -kemudian perawi menyebutkan Hadits yang serupa dengan Hadits Daud, dengan sedikit penambahan dan pengurangan. Diantara tambahannya adalah; "Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada tubuh dan rupa kalian, akan tetapi Allah melihat kepada hati kalian. (seraya mengisyaratkan telunjuknya ke dada beliau). (MUSLIM - 4650)eorang telah dianggap berbuat jahat apabila ia menghina saudaranya sesama muslim. Muslim yang satu dengan yang Iainnya haram darahnya. hartanya, dan kehormatannya." Telah menceritakan kepadaku Abu At Thahir Ahmad bin Amru bin Sarh Telah menceritakan kepada kami Ibnu Wahab dari Usamah yaitu Ibnu Zaid Bahwa dia mendengar Abu Sa'id -budak- dari Abdullah bin Amir bin Kuraiz berkata; aku mendengar Abu Hurairah berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: -kemudian perawi menyebutkan Hadits yang serupa dengan Hadits Daud, dengan sedikit penambahan dan pengurangan. Diantara tambahannya adalah; "Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada tubuh dan rupa kalian, akan tetapi Allah melihat kepada hati kalian. (seraya mengisyaratkan telunjuknya ke dada beliau).
Orang yang taat kepada Allah swt juga akan tercermin dari bagimana ia dapat menjaga lisannya karena menjaga orang lain atau warganya.
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, bersabda: "Seorang muslim adalah orang yang Kaum Muslimin selamat dari lisan dan tangannya, dan seorang Muhajir adalah orang yang meninggalkan apa yang dilarang oleh Allah "
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, bersabda: "Seorang muslim adalah orang yang Kaum Muslimin selamat dari lisan dan tangannya, dan seorang Muhajir adalah orang yang meninggalkan apa yang dilarang oleh Allah” (HR. Bukhori)
 Dan siapapun yang taat kepada Allah swt, maka balasannya tidak lain hanyalah syurga.
Syurga hanya akan dihuni oleh orang-orang yang berprestasi dalam pandangan Allah semata, sebagaimana Allah swt mengangkat nabi Ibrohim as dan keturunannya.
“Maka ketika Ibrahim sudah menjauhkan diri dari mereka dan dari apa yang mereka sembah selain Allah, Kami anugerahkan kepadanya Ishak, dan Ya'qub. dan masing-masingnya Kami angkat menjadi Nabi” (QS. Maryam: 49)
Ketiga bersyukur, syukur merupakan sikap dan amalan utama yang apabila kita lakukan adalah bukti nyata bahwa kita tergolong hamba Allah yang beriman. Syukur dapat kita lakukan dengan berbagai tindakan atau perbuatan seperti berdzikir, memberikan sebagian nikmat yang Allah berikan kepada kita untuk orang lain yang membutuhkan seperti, ilmu, harta atau bentuk lainnya.
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ تَصَدَّقَ بِصَدَقَةٍ مِنْ كَسْبٍ طَيِّبٍ وَلَا يَقْبَلُ اللَّهُ إِلَّا طَيِّبًا كَانَ إِنَّمَا يَضَعُهَا فِي كَفِّ الرَّحْمَنِ يُرَبِّيهَا كَمَا يُرَبِّي أَحَدُكُمْ فَلُوَّهُ أَوْ فَصِيلَهُ حَتَّى تَكُونَ مِثْلَ الْجَبَلِ
“Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa bersedekah dari usaha yang baik, dan Allah swt tidak menerima kecuali yang baik. Sesungguhnya dia telah meletakkannya di telapak tangan Yang Maha Pengasih. Allah swt akan memeliharanya sebagaimana salah seorang dari kalian memelihara anak kudanya atau anak untanya, hingga (sedekah itu) menjadi seperti gunung." (HR. Imam Malik: 1581)

Bersyukur bukanlah berfoya-foya, walaupun sebagian orang mengidentifikasikan dengan hal tersebut. Bersyukur bukanlah memiliki tujuan untuk mendapatkan timbal balik. Karena  hal yang demikian itu mustakhil bagi Allah swt. Sebab Allah swt Maha Pemberi  tidak membutuhkan timbal balik dari hambaNya. Dengan demikian bersyukur sebenarnya adalah kembali kepada dirinya sendiri (QS. 27/40). Allah  swt  pun berjanji barang siapa bersyukur akan semakin bertambah nikmatnya (QS. 14/7). Dengan demikian ciri seseorang telah bersyukur adalah “SUDAHKAH NIKMAT ALLAH SWT  BERTAMBAH PADA KITA?”, Allah pun menjanjikan kepada orang-orang yang bersyukur tidak akan mendapat siksaNya, sebagaimana firmanNya:

“Allah tidak akan menyiksamu, jika kamu bersyukur dan beriman. Dan Allah Maha Mensyukuri,lagi  Maha Mengetahui” (QS. An-Nisa: 147)
“Segala karunia yang diberikan kepada kita, hendaknya disadari bahwa setiap hasil dan pekerjaan dari usaha kita  adalah nikmat dari Allah swt. Karena dengan anggota tubuh kita sebenarnya adalah karunia (kemurahan) dan nikmat dariNya. Kehendak  dan akal kita serta yang mendorong diri ini untuk berbuat adalah ciptaanNya “(imam Al-Ghozali) .
Dari kisah nabi Ibrohim as dan Ismail asa, (QS: 37: 100-111) dapat diambil hikmah bahwa ketaatan Ibrahim as kepada Allah swt patutlah dicontoh. Dengan melalui ta’bir mimpi diperintahkan untuk menyembelih anak tercintanya Ismail as yang pada akhirnya diganti oleh Allah swt dengan seekor domba besar yang tidak terpikirkan sebelumnya. Bayangkan demi ketaatan kepada Allah swt beliau rela mengorbankan anaknya yang dicintai.
Semoga kita termasuk orang-orang yang dapat mengambil hikmahnya. Walaupun   terkadang  kita jumpai masih banyak kaum muslimin yang demi “anaknya” berani melanggar ketaatan terhadap Allah swt karena rasa gengsi  semata dalam hidupnya.
Ketiga, taqwa
Secara bahasa taqwa berarti takut. Namun  rasa takut  hanyalah bagian kecil dari makana takqwa itu sendiri. Rasa takut inilah yang harus kita rasakan, manakala kita tidak menjalankan terhadap segala perintahNya dan menjauhi yang di larangNya.
“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh- sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan aku. dan Barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, Maka mereka Itulah orang-orang yang fasik.(QS. An-Nur: 55)
Keempat, Sabar
Sabar adalah sifat mulia yang dicintai Allah swt. Kesabaran seseorang harus memenuhi syarat yakni memiliki ilmu dan dapat menahan amarah(QS.8:  46). Secara tersirat makna sabar harus terpenuhi rasa tenang, teguh pendirian, dan tindak lanjut... Orang-orang yang istiqomah akan mendapat balasan dari Allah swt  balasan yang belum pernah terdengar, terlihat, dirasa, bahkan yang belum pernah terbayangkan sama sekali.
Renungan
Tidak ada kebaikannya sama sekali selama kebaikan itu berhenti, sehingga keburukan  dipandang lebih baik selama keburukan itu berhenti (berhenti dari keburukan akan lebih baik daripada berhentinya suatu kebaikan)



Share this post :

Post a Comment

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. INTISARI QUR'AN - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger