Allah Subhanahu
wa Ta’ala berfirman :
“Dan bahwasanya: Jikalau mereka tetap
berjalan Lurus di atas jalan itu (agama Islam), benar-benar Kami akan memberi
minum kepada mereka air yang segar (rezki yang banyak) (QS. Al-Jin: 16)
Istiqomah
secara bahasa” istiqoma - yastaqiimu - istiqomaan”
yang berarti teguh, konsisten, terus menerus
Menurut Tafsir Aisar, yang
dimaksud istiqamah ialah mereka yang betul - betul yakin dengan kebenaran
Islam, dengan tidak akan menukarnya dengan kepercayaan lain, serta tetap
konsisten menjalankan ibadah dan menjauhi kemungkaran, maka malaikat akan turun
kepadanya dua kali. Pertama, ketika hendak menghembuskan nafas terakhir Kedua,
ketika bangkit dari kubur menuju akhirat. Malaikat itu berkata, kami akan
temani kamu, higga berakhir ke surga, seperti yang telah dijanjikan Allah.(
Jilid 4 :57 ). Ungkapan senada juga di katakan oleh ust Nasrulloh (2015) istiqomah adalah berusaha secara terus menerus
ke arah yang lebih berkualitas atau adanya upaya ke arah yang lebih berkualiatas
Hal ini
wajib bagi kita pahami mengingat qoidah ushul fiqih.....
“Semua
yang menyempurnakan perbuatan wajib
maka ia tiada lain hanyalah wajib pula”
Menurut
ust. Nasrulloh setidaknya ada 4 (empat) hal yang harus kita pahami berkenan
dengan istiqomah.
Pertama, ketika berhadapan dengan hukum
Seorang muslim ketika dihadapkan pada suatu hukum, maka sikapnya menunjukan adanya ketaatan, tunduk, dan patuh
terhadap aturan tersebut. Hal ini dapat dilihat dari makna islam itu sendiri
yang terbentuk dari kata “aslama-yuslimu-islamaan” yang artinya berserah diri
pada aturan. Maka sikap seorang yang istiqomah dapat ternilai dari bagaimana ia
dapat menjalankan ketaatannya terhadap Illahi. Allah swt berfirman:
“Hai
orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil
amri di antara kamu.” (QS. An-Nisa: 59)
Ketaatan
seorang muslim itu sendiri akan tercermin dari bagaimana ia mampu menjaga perilakunya
dalam kehidupan sehari-hari.
Nabi saw
bersabda:
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 'Janganlah kalian
saling mendengki, saling memfitnah, saling membenci, dan saling memusuhi.
Janganlah ada seseorang di antara kalian yang berjual beli sesuatu yang masih
dalam penawaran muslim lainnya dan jadilah kalian hamba-hamba Allah yang saling
bersaudara. Muslim yang satu dengan muslim yang lainnya adalah bersaudara tidak
boleh menyakiti, merendahkan, ataupun menghina. Takwa itu ada di sini
(Rasulullah menunjuk dadanya), Beliau mengucapkannya sebanyak tiga kali.
Seseorang telah dianggap berbuat jahat apabila ia menghina saudaranya sesama
muslim. Muslim yang satu dengan yang Iainnya haram darahnya. hartanya, dan
kehormatannya." Telah menceritakan kepadaku Abu At Thahir Ahmad bin Amru
bin Sarh Telah menceritakan kepada kami Ibnu Wahab dari Usamah yaitu Ibnu Zaid
Bahwa dia mendengar Abu Sa'id -budak- dari Abdullah bin Amir bin Kuraiz
berkata; aku mendengar Abu Hurairah berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda: -kemudian perawi menyebutkan Hadits yang serupa dengan
Hadits Daud, dengan sedikit penambahan dan pengurangan. Diantara tambahannya
adalah; "Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada tubuh dan rupa kalian,
akan tetapi Allah melihat kepada hati kalian. (seraya mengisyaratkan
telunjuknya ke dada beliau). (MUSLIM - 4650)eorang telah dianggap berbuat jahat apabila ia
menghina saudaranya sesama muslim. Muslim yang satu dengan yang Iainnya haram
darahnya. hartanya, dan kehormatannya." Telah menceritakan kepadaku Abu At
Thahir Ahmad bin Amru bin Sarh Telah menceritakan kepada kami Ibnu Wahab dari
Usamah yaitu Ibnu Zaid Bahwa dia mendengar Abu Sa'id -budak- dari Abdullah bin
Amir bin Kuraiz berkata; aku mendengar Abu Hurairah berkata; Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: -kemudian perawi menyebutkan Hadits yang
serupa dengan Hadits Daud, dengan sedikit penambahan dan pengurangan. Diantara
tambahannya adalah; "Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada tubuh dan
rupa kalian, akan tetapi Allah melihat kepada hati kalian. (seraya
mengisyaratkan telunjuknya ke dada beliau).
Orang
yang taat kepada Allah swt juga akan tercermin dari bagimana ia dapat menjaga
lisannya karena menjaga orang lain atau warganya.
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, bersabda: "Seorang muslim adalah orang yang Kaum Muslimin selamat dari lisan dan tangannya, dan seorang Muhajir adalah orang yang meninggalkan apa yang dilarang oleh Allah "
Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam, bersabda: "Seorang muslim adalah orang yang
Kaum Muslimin selamat dari lisan dan tangannya, dan seorang Muhajir adalah
orang yang meninggalkan apa yang dilarang oleh Allah” (HR. Bukhori)
Dan siapapun yang taat kepada Allah swt, maka
balasannya tidak lain hanyalah syurga.
Syurga
hanya akan dihuni oleh orang-orang yang berprestasi dalam pandangan Allah
semata, sebagaimana Allah swt mengangkat nabi Ibrohim as dan keturunannya.
“Maka
ketika Ibrahim sudah menjauhkan diri dari mereka dan dari apa yang mereka
sembah selain Allah, Kami anugerahkan kepadanya Ishak, dan Ya'qub. dan
masing-masingnya Kami angkat menjadi Nabi” (QS. Maryam: 49)
Ketiga
bersyukur, syukur
merupakan sikap dan amalan utama yang apabila kita lakukan adalah bukti nyata bahwa
kita tergolong hamba Allah yang beriman. Syukur dapat kita lakukan dengan
berbagai tindakan atau perbuatan seperti berdzikir, memberikan sebagian nikmat
yang Allah berikan kepada kita untuk orang lain yang membutuhkan seperti, ilmu,
harta atau bentuk lainnya.
أَنَّ
رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ تَصَدَّقَ
بِصَدَقَةٍ مِنْ كَسْبٍ طَيِّبٍ وَلَا يَقْبَلُ اللَّهُ إِلَّا طَيِّبًا كَانَ إِنَّمَا
يَضَعُهَا فِي كَفِّ الرَّحْمَنِ يُرَبِّيهَا كَمَا يُرَبِّي أَحَدُكُمْ فَلُوَّهُ
أَوْ فَصِيلَهُ حَتَّى تَكُونَ مِثْلَ الْجَبَلِ
“Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa bersedekah dari usaha
yang baik, dan Allah swt tidak menerima kecuali yang baik. Sesungguhnya dia
telah meletakkannya di telapak tangan Yang Maha Pengasih. Allah swt akan
memeliharanya sebagaimana salah seorang dari kalian memelihara anak kudanya
atau anak untanya, hingga (sedekah itu) menjadi seperti gunung." (HR. Imam
Malik: 1581)
Bersyukur
bukanlah berfoya-foya, walaupun sebagian orang mengidentifikasikan dengan hal
tersebut. Bersyukur bukanlah memiliki tujuan untuk mendapatkan timbal balik. Karena
hal yang demikian itu mustakhil bagi
Allah swt. Sebab Allah swt Maha Pemberi tidak membutuhkan timbal balik dari hambaNya.
Dengan demikian bersyukur sebenarnya adalah kembali kepada dirinya sendiri (QS.
27/40). Allah swt pun berjanji barang siapa bersyukur akan
semakin bertambah nikmatnya (QS. 14/7). Dengan demikian ciri seseorang telah
bersyukur adalah “SUDAHKAH NIKMAT ALLAH SWT
BERTAMBAH PADA KITA?”, Allah pun menjanjikan kepada orang-orang yang
bersyukur tidak akan mendapat siksaNya, sebagaimana firmanNya:
“Allah
tidak akan menyiksamu, jika kamu bersyukur dan beriman. Dan Allah Maha
Mensyukuri,lagi Maha Mengetahui” (QS.
An-Nisa: 147)
“Segala
karunia yang diberikan kepada kita, hendaknya disadari bahwa setiap hasil dan
pekerjaan dari usaha kita adalah nikmat
dari Allah swt. Karena dengan anggota tubuh kita sebenarnya adalah karunia
(kemurahan) dan nikmat dariNya. Kehendak dan akal kita serta yang mendorong diri ini
untuk berbuat adalah ciptaanNya “(imam Al-Ghozali) .
Dari kisah nabi Ibrohim as dan Ismail asa, (QS: 37: 100-111) dapat
diambil hikmah bahwa ketaatan Ibrahim as kepada Allah swt patutlah dicontoh.
Dengan melalui ta’bir mimpi diperintahkan untuk menyembelih anak tercintanya
Ismail as yang pada akhirnya diganti oleh Allah swt dengan seekor domba besar
yang tidak terpikirkan sebelumnya. Bayangkan demi ketaatan kepada Allah swt
beliau rela mengorbankan anaknya yang dicintai.
Semoga kita
termasuk orang-orang yang dapat mengambil hikmahnya. Walaupun terkadang
kita jumpai masih banyak kaum muslimin yang demi “anaknya” berani
melanggar ketaatan terhadap Allah swt karena rasa gengsi semata dalam hidupnya.
Ketiga, taqwa
Secara bahasa taqwa berarti takut. Namun rasa takut
hanyalah bagian kecil dari makana takqwa itu sendiri. Rasa takut inilah
yang harus kita rasakan, manakala kita tidak menjalankan terhadap segala
perintahNya dan menjauhi yang di larangNya.
“Dan Allah
telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan
amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh- sungguh akan menjadikan mereka berkuasa
dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka
berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah
diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka,
sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. mereka tetap
menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan aku. dan
Barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, Maka mereka Itulah
orang-orang yang fasik.(QS. An-Nur: 55)
Keempat, Sabar
Sabar adalah sifat mulia yang dicintai Allah swt. Kesabaran seseorang
harus memenuhi syarat yakni memiliki ilmu dan dapat menahan amarah(QS.8: 46). Secara tersirat makna sabar harus
terpenuhi rasa tenang, teguh pendirian, dan tindak lanjut... Orang-orang yang
istiqomah akan mendapat balasan dari Allah swt
balasan yang belum pernah terdengar, terlihat, dirasa, bahkan yang belum
pernah terbayangkan sama sekali.
Renungan
Tidak ada kebaikannya sama sekali selama kebaikan itu berhenti, sehingga
keburukan dipandang lebih baik selama
keburukan itu berhenti (berhenti dari keburukan akan lebih baik daripada berhentinya
suatu kebaikan)
Post a Comment