Headlines News :
Home » » Hirarki Kehidupan

Hirarki Kehidupan

Written By Aajum on Wednesday, April 6, 2011 | 7:40 AM

oleh Aajum

Kehidupan adalah problem, dan setiap problem membutuhkan pemecahan untuk segera diatasi agar tidak berlarut-larut sehingga akan merugikan diri sendiri dan meng-ganggu aktivitas hidup lainya.
Problem bukanlah suatu momok yang menakutkan, tetapi suatu jalan menuju kesuksesan apabila seseorang tahu solusinya. Semakin banyak problem hidup yang kita pecahkan , maka semakin “Dewasalah dalam hidup” dan ini akan membuka cakrawala kehidupan menatap masa depan yang lebih gemilang. Apabila kita menghadapi problem hidup, maka arahkan dengan Al-Qur’an. Dan untuk mengetahui problem-problem hidup berikut adalah teori tentang ‘Hirarki Kehidupan” berdasarkan umur dan bertolok ukur pada kehidupan Nabi Muhammad saw:


HIRARKI KEHIDUPAN

1. BALITA
BA = BAWAH
LI = LIMA
TA = TAHUN

Pada usia ini, terkenal dengan masa “Gandrung”, yaitu masa dimana anak sedang meng-idolakan kepada seorang yang dianggap dapat memberi kasih dan sayang-nya pada dirinya, sehingga yang harus diperhatikan orang tua haruslah bersikap adil dalam mengasuh dan mendidiknya agar tidak berat sebelah, karena ke-mungkinan besar anak akan manjadi manja kepada salah satu orang tuanya baik itu ibu atau sebaliknya.

2. MUMAYIZ (usia 5 tahun- 9 tahun)
M = MANJA
U = UNIK
M = MENGGEMASKAN
A = ANTIK
Y = YEL –YEL
I = IMUT
Z = ZORO (Kepahlawanan)
Pada masa ini, pengajaran dan pendidikan hendaknya diarahkan berdasarkan per-kembangan umurnya dengan memberikan contoh-contoh pada anak, seperti men-contohkan anak supaya melihat orang tua wudhu , sholat dll. Sehingga anak akan tertanam pada dirinya sikap untuk mencontoh tingkah laku orang tuanya.
Pada masa ini nabi Muhammad saw terkenal dengan masa penurut , taat, patuh, tunduk , sikap kepimimpinan dan kepahlawananya. Hal ini dilihat bahwa nabi Muhammad saw itu sudah ikut berperang dengan pamanya membantu mengambilkan anak panah yang digunakan pamanya.

3. BALIGH (usia 9 tahun – 15 tahun)
B = BEBASNYA
A = ANAK
L = LANTARAN
I = IMAGE (imej)
G = GAUL
H = HILANG
Pada masa ini image-image jelek yang mempengaruhi kehidupan anak harus segera dihilangkan, sebab akan menjadikan anak minder (kurang percaya diri) manakala berintraksi dengan sesamanya, seperti anak pada usia ini hendaknya sudah di sunnat, dan sudah pisah ranjang dalam tidurnya.
Pada masa ini nabi Muhammad saw kepercayaan dirinya sudah tumbuh pesat dengan mengikuti pamanya berdagang ke negeri Syam.

4. REMAJA (usia 15 tahun – 25 tahun)
R = REFLEX
E = EMOTIONAL
M = MANTAP
A = ANTUSIAS
J = JUJUR
A = ADIL

Pada usia ini terkenal dengan masa-masa “Egosentris” yaitu pusatnya “Ego” terutama pada usia “Tujuh belas tahunan” dan “Aku” merasa yang harus diutamakan, sehingga terkadang pada usia ini awal terjadi kegagalan dalam hidup, oleh karena pada masa usia ini dikenal juga dengan masa “Pengukir” maka pada masa ini janganlah lepas dari dua hal, menurut Imam Al-Ghozali, yaitu bekali kehidupan remaja itu dengan “ Ilmu dan Taqwa” sebagai bekal dalam mengarunghi kehidupan, karena menurutnya jikalau tidak ada dua hal tersebut Kehidupanya tidak akan mendapatkan kelezatanya. Dan problem yang sangat fatal pada masa ini adalah “ Gengsi dan Perasaan terhadapa lawan jenis”. Masa ini pula terkenal dengan masa “Puberitas pertama”
Pada masa ini nabi Muhammad tumbuh menjadi seorang remaja yang terkenal dengan sifat- sifat yang melekat pada dirinya yaitu, sidiq, amanah, tabligh dan fathonah” dan sifat-sifat ini yang menjadikan Siti Khotijah ingin bersamanya dan terlebih dahulu dengan mengujinya “Berdagang” ke negeri Syam yang pada saat itu didampingi oleh pembantunya, bernama” Maysaroh”.

5. DEWASA (usia 25 tahun – 40 tahun)
D = DEDIKASI
E = EMOTIONAL
W = WASPADA
A = ADIL
S = SABAR
A = AMANAT
Pada masa ini dibagi kedalam dua bagian, yaitu 25 tahun sampai 35 tahun dikenal dengan masa pengenalan ide-ide dan masa ini terkenal pula dengan masa “Menganalisis”, maka perbanyaklah ide-ide jitu agar dikenal oleh masyarakat yang akan mengangkat derajat dirinya kelak. Pada masa ini Nabi Muhammad saw mempunyai ide jitu yaitu dalam bidang perdagangan yang akhirnya Siti Khotijah saat itu meminangnya dan menikah. Masa 35 tahun sampai 40 tahun adalah masa “Legalitas “ suatu ide, kita tahu bahwa nabi Muhammad saw saat itu mempunyai ide yang tidak terbantahkan dan semua masyarakat saat itu memberi gelar “Al- Amin”, artinya “Dapat diprcaya” suatu gelar yang luar biasa dan Allahpun mengangkatnya menjadi seorang “Rosul” pada usia 40 tahun. Bukankah kita tahu bahwa kebanyakan Exutive-exutive muda berusia antara 35 tahun sampai 40 tahun ?.

6. TUA (usia 40 tahun – ke atas)
T = TAWADHU
U = UKHUWAH
A = AMANAT
Pada usia ini adalah masa pencerahan ilmu-ilmu, legalitas ide-ide, mempertahan kan dan mengembangkanya. Dan pada masa ini akan mengalami masa “Puberitas kedua” yang lebih berbahaya dibandingkan Puberitas pertama., yaitu disekitar usia 45 tahun, hal ini terjadi karena segala kebutuhan hidup sudah tercukupi, dan puberitas ini semua manusia akan mengalami, hanya yang membedakan terletak pada sisi mana ia terkena krisis tersebut dan bagaimana ia menyikapi dan memecahkanya, termasuk nabi Muhammad saw sendiri juga mengalami gejolak puberitas ini, namun nabi Muhammad saw dapat mengatasinya dan memang dikehendaki Allah swt , seperti semua anak laki-lakinya meninggal dunia, dan dikehendaki mempunyai banyak istri (polygamy).
Secara garis besar problem manusia ada enam macam berdasarkan QS. Ali-Imran ayat 14:

 ••                         
“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, Yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah _ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga)”.
Namun apabila dapat mengatasinya, maka Allah menjanjikan yang lebih baik (baca ayat 15-17 Qs. Ali-Imran)

Adapun ciri anak yang sholeh/sholehah adalah:
1. Meminta izin kepada kedua orang tuanya, manakala ia mau bepergian
2. Menjemputnya, ketika salah satu/keduanya baru bepergian
3. Menyambungkan diri ke pihak bapak/ibunya
4. Memberikan sebagian hasil kerja/hasil bumi yang Allah berikan kepadanya
5. Mendoakanya

PROBLEM MENDASAR YANG DIHADAPI MUHAMMAD SAW

Problem mendasar yang dihadapi Muhammad saw sebelum ia diangkat menjadi Nabi dan Rasul adalah:
1. Keadaan Mekkah pada saat itu sudah jauh dari ajaran Isa As, sehingga mereka kebanyakan syirik.
2. Penindasan terhadap kaum wanita, dan merasa aib terhadap diri dan keluarganya manakala melahirkan seorang bayi perempuan, sehingga tidak segan-segan membunuhnya atau mengkubur hidup-hidup.
3. Pembentukan sekte-sekte, kabilah-kabilah dan kelompok-kelompok yang saling menguasai satu sama lain.
4. Tidak menghiraukan pendapat orang lain,dan kebebasan bicara dipasung dan tidak semua orang boleh se-enaknya berbicara
5. Orang-orang yang bertahta dan berharta lebih dapat menguasai mansyarakat, sehingga tidak adanya keadilan dalam khidupan.

Dari lima problem mendasar inilah, Muhammad kemudian sering bertafakur dan berkhalwat di Gua Hiro dan akhirnya pada malam jum’at 17 Ramadhan yang bertepatan dengan tanggal, 6 Agustus 610 M (QS. Al-Anfal: 41). Kemudian al-Qur’an turun dengan cara Ta’zin atau berangsur-angsur yang secara masyhur selama 22 tahun, 2 bulan, 22 hari.
Adapun tahap-tahap turunya sebagai berikut:
1. Lauh Mahfudz
Berdasarkan Al-Qur’an Al-Buruj: 21-22
        
21. bahkan yang didustakan mereka itu ialah Al Quran yang mulia,
22. yang (tersimpan) dalam Lauh Mahfuzh.

2. Baitul “izah (langit dunia
Berdasarkan Hadits Nabi berdasarkan sumber dari Ibnu Abbas RA

اُنْزِلَ اْلقُرْاٰنُ جُمْلَةًَ وَاحِدَةًَ اِلىَ سَمَاءِالدُّنْيَا لَيْلَةَ الْقَدْرِ ثُمَّ بَعْدَ ذٰلِكَ فىِ عِشْرِيْنَ سَنَةًَ
( رواه الحاكم )
“Al-Qur’an diturunkan dengan sekaligus ke langit dunia pada malam Al-Qodr kemudian setelah itu diturunkan (ke bumi) dalam waktu dua puluh tahun” (HR. Al-Hakim)
Hadits lain:


فُصِّلَ القُرْاٰنُ مِنَ الذِّكْرِ فَوُ ضِعَ فىِ بَيْتِ الْعِزَّتةِ مِنَ السَّمَاءِ الدُّنْياَ فَجَعَلَ جِبْرِيْلُ يَنْزِلُ بِهِ عَلَى النَّبِىِّ صلعهم
“Al-Qur’an diturunkan dari Tuhan, kemudian diletakan di Baitul ‘Izzah di langit dunia, sesudah itu Jibril As membawanya turun kepada nabi Muhammad saw.”
Disinilah tugas jibril disamping menyampaikan wahyu TuhanNya kepada para nabi dan Rasul-Nya dengan bahasa nabi dan rasulNya:
       
“Kitab yang dijelaskan ayat-ayatnya, Yakni bacaan dalam bahasa Arab, untuk kaum yang mengetahui” (QS. AF-Fushilat: 3)
Adapun cara penyampaian Al-Qur’an adalah sebagai berikut:

ALLAH SWT



JIBRIL AS



MUHAMMAD SAW


SHAHABAT RA



TABI’IN



TABI’IN-TABI’IN



ULAMA
(Salafi adalah ulama permulaan)



ULAMA
(Mutakhirin/akhir)

Penggunaan bahasa penyampaian
1. Penyampaian Al-Qur’an dari Allah swt kepada Jibril dalam Kalam Allah swt yang hanya Jibril saja yang dapat memahami:
Hal ini berdasarkan firman Allah swt
    
“Tidak menyentuhnya kecuali orang-orang yang disucikan”(QS. Al-Waqi’ah: 79)
2. Penyampaian dari Jibril ke nabi Muhammad saw dalam bahasa arab (QS, Yusuf: 2,QS. Fusilat: 3).
3. Penyampaian dari Nabi saw kepada shababat berdasarkan apa yang Jibril sampaikan kepada Nabi saw dengan menekanka pada “Memberi kabar dan Peringatan” tak ada paksaan dan dengan bahasa asli(belum bertanda baca seperti penulisan Al-Qur’an saat ini).
Allah swt berfirman:
         
“Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatNya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran”(QS. Shad: 29)
4. Penyampaian dari shahabat kepada Tabi’in megalami dua pemahaman bahasa penyampaian:
a. Bil-Lafdzi, artinya penyampaian Al-Qur’an berdasarkan lafadznya
b. Bil-Makna, artinya penyampaian Al-Qur’an berdasarkan maknanya saja.

Melihat kondisi masyarakat yang semacam ini, maka seorang pemuka Tabi’in..
1) Abdul Aswad Ad-Dualy mempunyai ide memberikan tanda “titik” pada setiap kalimat. Ide ini masih belum bias memecahkan cara membaca Al-Qur’an bagi yang belum bias berbahasa Arab.
2) Al-Hajjaj memerintahkan kepada Nashar Ibnu ‘Ashim, untuk memyempurnakan usaha orang-orang terdahulu.
3) Kholil bin Akhmad, kemudian memberi harakat di atas (a), di bawah (i), dan di atas berbunyi (u), serta sukun (0). Bacaan mad dan tasdid.
4) Tabi’in-tabi’in melengkapi dngan memberi tanda ayat, tanda waqaf, nama-nama surat pangkalnya, Makkiyah, Madaniyyah jadilah Qur’an seperti ini.
5) Al-Qur’an untuk pertama kalinya dicetak pada awal abad ke 12 Hijrah, yaitu pada tahun 694 M di Hambrug (Jerman)

Inilah sejarah penulisan dan penyampaian Al- Qur’an yang sampai sampai saat ini masih asli dan selalu asli. Allah swt berfirman:
  •     
“ Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan Sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya”(QS. Al-Hijr: 9)

Andaikan tanpa jasa-jasa mereka, mungkin umat islam pada masa muta-akhirin banyak yang tidak dapat membaca Al-Qur’an. Wallahu A’lam Bishowab
Share this post :

Post a Comment

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. INTISARI QUR'AN - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger