Segala puji hanya milik Allah Ta’ala. Kita bersyukur kepada-Nya dan memohon
ampunan dari-Nya. Dengan takdir dan iradah-Nya, siang hari ini kita bisa
berkumpul di musholla AU yang mulia ini. Untuk melaksanakan kewajiban kita
sebagai seorang muslim, yaitu melaksanakan ibadah shalat jum’at dan
mendengarkan khutbah Jum’at, yang merupakan bagian tak terpisahkan dari
pelaksanaan shalat Jum’at.
Mudah-mudahan pertemuan kita di Jum’at kali ini, dapat menghapus dosa dan
kesalahan yang telah kita lakukan dalam satu pekan yang lalu. Sebagaimana sabda
Rasulullah shallaLlahu alayhi wa sallam:
Dari Abu Hurayrah radhiyaLlahu ‘anhu, bahwasanya Nabi shallaLlahu alayhi wa
sallambersabda, “Shalat-shalat lima waktu dan juga shalat Jum’at ke shalat
Jum’at berikutnya dapat menghapuskan dosa di antaranya (di antara waktu shalat
tersebut).” (HR. Imam Muslim dalam shahihnya, No. 343)
Semoga shalawat dan salam tercurah pula kepada Qudwah hasanah kita, RasuluLlah
Muhammad shallaLlahu alayhi wa sallam, juga kepada keluarganya,
shahabat-shahabatnya, serta orang-orang yang istiqamah meniti sunnah dan
meneruskan risalahnya. Semoga kita termasuk dalam golongan yang istiqamah
tersebut, sehingga mendapatkan keutamaan bertemu dengan beliau di telaga
al-haudh kelak.Amin ya Rabbal ‘alamiin.
Jamaah jumah rahimakumullah. Sejak kita SD, kita diberi tahu bahwa negeri kita
indonesia adalah negeri yang terbentang luas dari timur ke barat, sabang sampai
marauke, namun pernahkah ada diantara kita yang benar-benar telah melihat
keberadaannya? Pernahkah ada dari kita yang mengarungi samudra dari timur ke
barat sumatra ke papua dan menemukan bahwa semua orang disana adalah orang
indonesia? Tentulah hal tersebut belum pernah kita lakukan. Belum ada dari kita
yang diberikan kesempatan itu. Namun sejak kecil, kita telah diyakinkan oleh
buku, guru, koran, dan pergaulan bahwa itulah Indonesia, dan lalu kita dibuat
percaya bahwa itulah negeri kita, Negeri Indonesia yang subur dan kaya.
Jamaah jumah yang dirahmati Allah, Begitulah juga, sebenarnya, iman atau
kepercayaan itu bekerja hati kita, di titik yang paling dasar dalam
qalbu.
Iman adalah percaya, percaya pada sesuatu yang jelas kita agungkan dan pahami
kebenarannya. Seperti saat kita memilih untuk percaya bahwa kita punya jantung.
Tentu masing-masing kita merasa memiliki jantung? Namun apakah kita pernah
melihatnya? Tentu tidak. Apakah kita pernah juga menyentuh matahari? Apakah
kita juga pernah ke luar angkasa naik roket dan menyaksikan secara utuh bahwa
bumi bulat bukan kubus? Semua itu kita percaya dari orang, dari buku, dari
pendapat orang lain yang kita sudah pahami kebenarannya.
Jamaah jum'ah rahimakumullah. Ada banyak hal yang kita tidak ketahui di dunia
ini, namun kita mempercayainya. Dalam hal-hal tersebut kita telah menggunakan
kepercayaan. Yang berarti kita telah percaya akan kebenaran informasi-informasi
tersebut. Misalkan tentang Indonesia, jantung dan bumi tadi. Namun lebih dari
itu, pertanyaan yang jauh lebih mendasar dari itu, keberadaan kita di dunia
ini, mengapa kita dilahirkan di dunia, untuk apa dan siapa yang menciptakan,
dan akan kemana kita setelah selesai hidup ini, tentu, dengan demikian kita mau
tidak mau akan menggunakan kepercayaan kita. Menggunakan informasi dari orang
dari buku dari pergaulan yang kemudian kita percayai.
Maka seperti itu pula-lah prinsip iman dalam agama bekerja. Itulah mengapa
al-Quran dan as sunnah menjadi pedoman dan petunjuk hidup kita, karena ia
memberi kita jawaban tentang pertanyaan-pertanyaan tersebut, karena kita butuh
informasi langsung dan terpercaya dari penyelenggara seluruh kehidupan dunia
ini tentang apa tujuan hidup dan mengapa diciptakannya dunia ini dan mengapa
kita berada disini.
Dalam agama, ada ikatan kuat antara ilmu, perasaan, dan kepasrahan. Sekedar
mempercayai saja bukanlah ciri seorang yang mempercayai. Namun percaya juga
memiliki konsekuensi. Sebagai ilustrasi, setelah kita mendapat ilmu bahwa diri
kita memiliki jantung, kita percaya bahwa jantung itu penting bagi kehidupan
kita, kita lalu berhati-hati menjaga kesehatan jantung kita. Itu cirri seorang
yang percaya dan sadar akan pentingnya jantung. Demikian juga pada iman. Makna
iman yang shahih menurut jumhur ulama adalah tidak hanya membenarkan dengan
hati, namun juga mengikrarkan dengan lisan dan mengamalkan dengan anggota
badan. Imam al-Ghazali menguraikan makna Iman adalah: "Pengakuan dengan
lidah (lisan) membenarkan pengakuan itu dengan hati dan mengamalkannya dengan
rukun-rukun (anggota-anggota)."
Maka seorang yang beriman kepada Allah, tidak hanya beriman saja dalam hati,
namun berikrar dengan syahadat, dan lalu beramal dengan sesuai pedoman yang
benar. Orang yang beriman kepada Allah hatinya selalu dekat kepadanya, berada
dimana saja merasa tidak sendirian dan selalu berpikir optimis dan positif.
Bahkan di dalam surat al anfal Allah menjelaskan bahwa mereka yang beriman pada
Allah akan bergetar hatinya ketika nama Allah disebut
آيَاتُهُ زَادَتْهُمْ عَلَيْهِمْ إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut
nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka
ayat-ayatNya, bertambahlah iman mereka (karenanya) dan kepada Tuhanlah mereka
bertawakkal, (yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat dan yang menafkahkan
se-bagian dari rizki yang Kami berikan kepada mereka. Itulah orang-orang yang
beriman dengan sebenar-benarnya.” (Al-Anfal: 2-4)
Jamaah jumah rahimakumullah. Seorang yang mempercayai dan beriman dengan iman
Islam adalah orang2 yang paling beruntung. Itu karena kebenaran islam dan
keagungannya yang bersumber dari Al Quran. Bukti dari kebenaran agama islam itu
sendiri yang sulit dibantah oleh akal sehat dan kajian ilmiah yang jujur.
al-Quran adalah mukjizat bagi rasulullah dan menjadi pedoman hidup bagi kita.
Tidak ada ahli sejarah atau akademisi yang jujur yang bias menampik
kebenarannya.
Beberapa bukti kemukjizatan tersebut diantaranya adalah bahwa Al Quran adalah
kitab yang paling banyak dibaca dan dihafal. Sejak pertama kali manusia
mengenal tulisan 5000 tahun yang lalu, hanya al quran lah kitab tertulis yang
terjaga tiap hurufnya, dibaca siapa saja dimana saja, dihafal seluruhnya bahkan
oleh anak kecil dewasa remaja. Juga membacanya, ketika disuarakan merupakan
seni tersendiri yang sangat indah secara estetik. Sastranya yang mengagumkan
mencengangkan siapapun karena ia muncul di daerah yang tandus budaya tulis
menulis sebelumnya, dan bahkan disampaikan oleh orang yang tidak bias tulis
menulis.
Jika diteliti lebih lanjut, secara perhitungan kata per kata pun, alquran
mengungkapkan hal yang tidak bisa kita bantah sebagai mukjizat.
Diantaranya:
Kata “Yaum” (hari) dalam bentuk tunggal disebutkan sebanyak 365 kali, yang sama
jumlahnya dengan jumlah hari pada tahun Syamsyiyyah.
Kata “Yaum” (hari) dalam bentuk jamak sebanyak 30 kali, sama dengan jumlah hari
dalam satu bulan.
Kata “Syahr” (Bulan) sebanyak 12 kali, sama dengan jumlah bulan dalam satu
tahun.
Kata “Sab’u (minggu) disebutkan 7 kali, sama dengan jumlah hari dalam satu
minggu
Jumlah “Saah” (jam) yang didahului dengan “Harf” sebanyak 24 kali, sama dengan
jumlah jam dalam satu hari.
Kata “Sujud” disebutkan 34 kali, sama dengan jumlah rakaat dalam sholat 5
waktu.
Kata “Aqimu” yang diikuti kata “Shalat” Sebanyak 17 kali, sama dengan jumlah
rakaat shalat fardhu.
Kata “al-Dunya” disebutkan sebanyak 115 kali, begitu juga kata “al-Akhirah”
sebanyak 115 kali.
Kata “Malaikat” disebutkan 88 kali, kata kebalikannya “al-Syayathin” juga 88
kali.
Kata “Har” (panas) sebanyak 4 kali, kebalikannya “al-Bard” (dingin) juga 4
kali.
Kata “al-Hayat” (Hidup) sebanyak 145 kali, kebalikannya “al-Maut” (mati) 145
kali.
Kata “al-Sayyiat” (keburukan) yang menjadi kebalikannya kata “al-Shahihat”
(Kebajikan) masing-masing 180 kali.
Kata “al-Rahbah” (cemas/takut) yang menjadi kebalikan kata “al-Ragbah”
(harap/ingin) masing-masing 8 kali.
Itulah sebagian kecil keajaiban dan kemukjizatan Al qur’an. Belum lagi
kemukjizatannya dalam mengungkap rahasia sains alam seperti orbit bumi dan
matahari, laut yang terpisah dan memiliki batas, juga tentang siklus embrio
manusia dalam rahim. Keajaiban yang lain merupakan misteri yang akan insyaAllah
akan dipecahkan oleh orang-orang yang berilmu.
Dengan bukti bukti ini seakan akan alquran berkata pada kita bahwa inilah kitab
yang tidak lain dan tidak bukan adalah diturunkan oleh Allah untuk manusia,
inilah informasi yang paling benar yang merupakan bocoran dari penyelenggara
kehidupan alam semesta ini atas apa yang sebenarnya sedang terjadi pada
manusia. Oleh karenanya seorang yang beriman seperti apa yang diajarkan alQuran
adalah seorang yang beruntung karena ia telah mendapatkan pedoman hidup yang
hakiki. Yang akan mengantarkannya kepada kebahagiaan yang hakiki.
Konsekuensi dari bukti tersebut adalah tentu saja kita beramal sesuai dengan
apa yang tertulis pada pedoman tersebut. Jika kita mengaku percaya, dan sudah
diyakinkan bahwa agama ini adalah paling benar, maka hal yang selanjutnya harus
dilakukan adalah beramal hingga mencapai derajat taqwa.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah ditanya oleh Jibril
‘alaihissalam tentang iman, Beliau menjawab:
أَنْ تُؤْمِنَ بِاللَّهِ
وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ
وَتُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ
وَشَرِّهِ
“(Iman itu adalah) kamu beriman kepada Allah, malaikat-Nya,
kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir dan kamu beriman kepada qadar yang
baik maupun yang buruk.” (HR. Muslim)
Kita mengetahui bahwa manusia bukanlah yang menciptakan dirinya sendiri, karena
sebelumnya ia tidak ada. Sesuatu yang tidak ada tidak bisa mengadakan sesuatu.
Manusia tidak pula diciptakan oleh ibunya dan tidak pula oleh bapaknya serta
tidak pula muncul secara tiba-tiba.
Semoga kita tergolong umat Muhammad yang berusaha mempelajari sunnahnya, lalu
mengikuti dan mengamalkannya..
وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ
وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ
الرَّاحِمِينَ
Waqurrabbighfir warham wa anta khoirur raahimiin…
KHUTBAH KEDUA
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي
أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ
لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ
كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ
الْمُشْرِكُونَ
أَشْهَدُ أنْ لا إلَهَ إلا اللهُ
وَحْدَهُ لا شَرِيكَ
لَهُ، وأشهدُ أنَّ مُحَمَّدًا عبْدُه ورَسُولُه.
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا
اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ
تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا
اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا
قَوْلا سَدِيدًا * يُصْلِحْ
لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ
اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ
فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
Jamaah jumah rahimakumullah...
Dalam khutbah yang kedua ini, marilah kita pertebal iman dan taqwa kepada
Allah, juga terus menerus berusaha untuk menauladani rasulullah saw.
Ada banyak hal yang tidak terlihat dengan mata kepala telanjang, dan bahkan
seluruh usaha sains rasional tidak dapat meraih kulitnya saja. sementara
terhadap ayat-ayat Allah di alam maupun di kitab manusia diberi kehendak untuk
memilih, apakah beriman atau ingkar, lalu diberi balasan di akhir sesuai
pilihannya. Surga ataukah neraka. Inilah narasi besar kehidupan. Inilah pedoman
yang harus kita pegang erat. Dalam hidup ini kita butuh sesuatu yg pasti,
pegangan hidup, sementara sains dan rasio manusia bersifat relatif, dan selalu
berubah. Sains hari ini tidak sama dengan sains kemarin, begitu pula sains esok
hari.
Maka, di kehidupan kita yang singkat ini, marilah kita senantiasa berusaha
untuk menjaga iman kita, memperbaharuinya tiap waktu, dan meningkatkannya
ketika turun dan menjaganya ketika naik.
Semoga Allah SWT. senantiasa memberika kita petunjuk dan kekuatan untuk bisa
mengamalkan seluruh perintah Nya dalam alquran. dengan sungguh2. Memuliakan
rasulullah dengan berpegang teguh terhadap ajarannya dan dengan meneladani
beliau dalam kehidupan sehari-hari.
اللَّهُمَّ صَلِّ وسَلِّمْ
عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى
آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا
صَلَّيْتَ وسَلّمْتَ عَلَى
إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، وَبَارِكْ عَلَى
مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ
عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى
آلِ إِبْرَاهِيْمَ، فِي العَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ
مَجِيْدٌ،
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ
قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدُّعَاءِ.
رَبَّنَا لا تُزِغْ
قُلُوْبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا، وَهَبْ لَنَا
مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً،
إِنَّكَ أَنْتَ الوَهَّابُ.
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الخَاسِرِيْنَ.
رَبَّنَا آتِنَا في الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا
عَذَابَ النَّارِ.
عِبَادَ اللهِ :إِنَّ
اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي القُرْبَى
وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ
Post a Comment