Di bulan
Rabiul Awal 1432 H ini kita mendapatkan surprise yang menggembirakan.
Saudara-saudara kita umat Islam di Mesir baru saja berhasil menggulingkan Husni
Mubarak yang telah berkuasa selama 30 tahun. Sebelumnya, Tunisia juga melakukan
hal yang sama pada Ben Ali. Fakta yang lebih menarik, dua "revolusi"
itu menjadi "resonansi" bagi sejumlah negara di Timur Tengah.
Perubahan di depan mata! Khutbah Jum'at ini berangkat dari kondisi aktual di
atas untuk meneguhkan sikap istiqamah dalam dakwah dan perjuangan Islam melalui
pemahaman bentuk-bentuk tamkin (kemenangan) Islam dalam Al-Qur'an.
Dengan
demikian, tema Khutbah Jum'at edisi 14 Rabiul Awal 1432 H yang bertepatan
dengan 18 Februari 2011 M ini adalah: Kemenangan Islam.
KHUTBAH
PERTAMA
الحمد
لله ربِّ العالمين والْعاقِبَةُ لِلْمُتَّقين ولا عُدْوانَ إلَّا عَلى الظَّالمِين
وأشهد أنْ لا إله إلاالله وحده لا شريك له ربَّ الْعالمين وإلَهَ المُرْسلين
وقَيُّوْمَ السَّمواتِ والأَرَضِين وأشهد أن محمدا عبده ورسوله المبعوثُ بالكتابِ
المُبين الفارِقِ بَيْنَ الهُدى والضَّلالِ والْغَيِّ والرَّشادِ والشَّكِّ
وَالْيَقِين والصَّلاةُ والسَّلامُ عَلى حَبِْيبِنا و شَفِيْعِنا مُحمَّدٍ سَيِّدِ
المُرْسلين و إمامِ المهتَدين و قائِدِ المجاهدين وعلى آله وصحبه أجمعين
فياأيها المسلمون أوصيكم وإياي بتقوى الله عز وجل
والتَّمَسُّكِ بهذا الدِّين تَمَسُّكًا قَوِيًّا. فقال الله تعالى في كتابه
الكريم، أعوذ بالله من الشيطان الرجيم “يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا
اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ ،
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي
خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا
رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ
وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ
وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ
ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
Jama’ah jum’at rahimakumullah,
Hari-hari ini dunia dipenuhi dengan semangat revolusi negeri-negeri muslim.
Semangat perubahan. Sebagiannya telah berhasil, sebagiannya dalam proses dan
perjalanan. Tunisia dan Mesir adalah contoh pertama. Sedangkan Pakistan,
Aljazair, dan sejumlah Negara timur tengah lainnya adalah contoh kedua.
Siapa yang pernah berpikir bahwa timur tengah yang selama ini terkungkung
dalam tirani penguasa, cengkeraman diktator, tiba-tiba bangkit dan melakukan
perlawanan. Melakukan perubahan. Tapi itulah yang terjadi. Maka rezim Ben Ali
yang telah berkuasa selama 23 tahun tumbang. Rezim Mubarak yang telah
memerintah selama 30 tahun juga tumbang.
Perubahan-perubahan itu oleh sebagian orang dipandang sebagai sesuatu yang
selayaknya terjadi. Sebab perubahan adalah keniscayaan. Dan memang ada sunnah
pergiliran. Demikian pula fase eksistensi sebuah rezim. Ada fase kebangkitan,
lalu kejayaan, dan setelahnya kemunduran. Ketika kekuasaan telah terpusat di
tangan satu orang, maka kehancuran sudah sedemikia dekatnya. Maka ibnu Khaldun
membuat sebuah kaidah dalam Muqaddimahnya: “Sekali usaha pemusatan kekuasaan
dalam tangan seorang telah tercapai dan kemewahan serta sifat malas telah
merata, maka berarti negara telah mendekati kehancurannya.”
Sekali lagi, mungkin saja “revolusi” Tunisa dan Mesir dianggap hal biasa.
Atau spontan terjadi begitu saja. Namun jika kita jeli, kita akan menemukan
warna gerakan Islam di sana. Itulah yang tampak pada demonstrasi besar di
Mesir. Jumlahnya ratusan ribu. Namun mereka mengistirahatkan aksi mereka.
Sesaat meredam amarah dan kata-kata. Dan dalam barisan rapi, disiarkan berbagai
media, dan disaksikan seluruh dunia mereka shalat berjamaah. Bukankah ini aneh?
Bukankah ini luar biasa? Bukankah ini adalah bukti bahwa gerakan Islam berperan
besar di sana?
Jama’ah jum’at rahimakumullah,
Lalu ada sebagian kita yang mempersoalkan, kalaupun perubahan-perubahan itu
dimotori gerakan Islam toh nyatanya sampai saat ini belum terjadi kemenangan
Islam. Kemenangan dakwah. Kemudian argument itu berlanjut pada logika berikutnya
untuk menanamkan keraguan agar Islam menjadi gerakan ritual yang sempit, yang
hanya mengurusi shalat, puasa, dan sejenisnya.
Barangkali pemikiran seperti ini lahir karena keterbatasan kita dalam
memandang kemenangan. Bahwa kemenangan (tamkin) itu mestilah Islam yang
berkuasa penuh, tanpa reserve, mengatur semuanya seketika dengan hukum Islam.
Sekarang, marilah kita lihat bersama bagaimana Al-Qur’an mengisyaratkan
bentuk-bentuk kemenangan (tamkin).
Pertama, salah satu bentuk tamkin adalah pengokohan terhadap sikap para dai
yang Allah berikan kepada mereka dalam menjalankan misi menyampaikan risalah
dan menunaikan amanah. Lalu timbullah simpati manusia serta respon positif atas
dakwah mereka.
Misalnya yang terjadi pada ashabul qaryah.
وَاضْرِبْ لَهُمْ مَثَلًا أَصْحَابَ الْقَرْيَةِ إِذْ
جَاءَهَا الْمُرْسَلُونَ * إِذْ أَرْسَلْنَا إِلَيْهِمُ اثْنَيْنِ فَكَذَّبُوهُمَا
فَعَزَّزْنَا بِثَالِثٍ فَقَالُوا إِنَّا إِلَيْكُمْ مُرْسَلُونَ * قَالُوا مَا
أَنْتُمْ إِلَّا بَشَرٌ مِثْلُنَا وَمَا أَنْزَلَ الرَّحْمَنُ مِنْ شَيْءٍ إِنْ
أَنْتُمْ إِلَّا تَكْذِبُونَ * قَالُوا رَبُّنَا يَعْلَمُ إِنَّا إِلَيْكُمْ
لَمُرْسَلُونَ * وَمَا عَلَيْنَا إِلَّا الْبَلَاغُ الْمُبِينُ * قَالُوا إِنَّا
تَطَيَّرْنَا بِكُمْ لَئِنْ لَمْ تَنْتَهُوا لَنَرْجُمَنَّكُمْ وَلَيَمَسَّنَّكُمْ
مِنَّا عَذَابٌ أَلِيمٌ * قَالُوا طَائِرُكُمْ مَعَكُمْ أَئِنْ ذُكِّرْتُمْ بَلْ
أَنْتُمْ قَوْمٌ مُسْرِفُونَ * وَجَاءَ مِنْ أَقْصَى الْمَدِينَةِ رَجُلٌ يَسْعَى
قَالَ يَا قَوْمِ اتَّبِعُوا الْمُرْسَلِينَ * اتَّبِعُوا مَنْ لَا يَسْأَلُكُمْ
أَجْرًا وَهُمْ مُهْتَدُونَ
Dan buatlah bagi mereka suatu perumpamaan, yaitu penduduk suatu negeri
ketika utusan-utusan datang kepada mereka. (yaitu) ketika Kami mengutus kepada
mereka dua orang utusan, lalu mereka mendustakan keduanya; kemudian Kami
kuatkan dengan (utusan) yang ketiga, maka ketiga utusan itu berkata:
"Sesungguhnya kami adalah orang-orang di utus kepadamu". Mereka
menjawab: "Kamu tidak lain hanyalah manusia seperti kami dan Allah Yang
Maha Pemurah tidak menurunkan sesuatupun, kamu tidak lain hanyalah pendusta belaka".
Mereka berkata: "Tuhan kami mengetahui bahwa sesungguhnya kami adalah
orang yang diutus kepada kamu". Dan kewajiban kami tidak lain hanyalah
menyampaikan (perintah Allah) dengan jelas". Mereka menjawab:
"Sesungguhnya kami bernasib malang karena kamu, sesungguhnya jika kamu
tidak berhenti (menyeru kami), niscaya kami akan merajam kamu dan kamu pasti
akan mendapat siksa yang pedih dari kami". Utusan-utusan itu berkata:
"Kemalangan kamu adalah karena kamu sendiri. Apakah jika kamu diberi peringatan
(kamu bernasib malang)? Sebenarnya kamu adalah kaum yang melampui batas".
Dan datanglah dari ujung kota, seorang laki-laki dengan bergegas-gegas ia
berkata: "Hai kaumku, ikutilah utusan-utusan itu". Ikutilah orang
yang tiada minta balasan kepadamu; dan mereka adalah orang-orang yang mendapat
petunjuk. (QS. Yasin : 13-21)
Dalam ayat ini, rasul Allah itu mampu menyampaikan risalah. Mereka tetap
teguh meskipun berhadapan dengan ancaman dan intimidasi penduduk negeri itu.
Apakah kita mengatakan rasul itu kalah hanya karena ia tidak berkuasa? Tidak.
Dakwah menang. Malaazamul haq fii quluubinaa. Selama kebenaran itu masih kokoh
dalam hati kita.
Kisah yang lain adalah seorang ghulam yang berhadapan dengan ashabul
ukhdud. Pada akhirnya ghulam yang beriman itu wafat, syahid. Namun bersamaan
dengan itu berbondong-bondong orang beriman. Lalu mereka semuanya dibakar di
parit-parit. Kalahkah mereka? Tidak. Itu bagian dari kemenangan. Dan di
akhirat, kemenangan besar telah menanti.
Allah menceritakan kekejaman ashabul ukhdud itu dalam firman-Nya:
قُتِلَ أَصْحَابُ الْأُخْدُودِ * النَّارِ ذَاتِ الْوَقُودِ
* إِذْ هُمْ عَلَيْهَا قُعُودٌ * وَهُمْ عَلَى مَا يَفْعَلُونَ بِالْمُؤْمِنِينَ
شُهُودٌ * وَمَا نَقَمُوا مِنْهُمْ إِلَّا أَنْ يُؤْمِنُوا بِاللَّهِ الْعَزِيزِ
الْحَمِيدِ
Binasa dan terlaknatlah orang-orang yang membuat parit, yang berapi
(dinyalakan dengan) kayu bakar, ketika mereka duduk di sekitarnya, sedang
mereka menyaksikan apa yang mereka perbuat terhadap orang-orang yang beriman.
Dan mereka tidak menyiksa orang-orang mukmin itu melainkan karena orang-orang
mukmin itu beriman kepada Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji, (QS.
Al-Buruj : 4-8)
Kedua, bentuk tamkin (kemenangan) dalam Al-Qur’an adalah binasanya
orang-orang kafir dan selamatnya orang-orang mukmin. Entah di hadapan azab yang
diturunkan Allah atau dalam peperangan.
Misalnya adalah Nabi Nuh dan Nabi Musa. Al-Qur’an memberitakan kepada kita
bahwa Nuh adalah rasul pertama yang berdakwah selama 950 tahun. Beliau termasuk
ulul azmi. Namanya disebut dalam Al-Qur’an sebanyak 43 kali dalam 29 surat.
Dakwahnya luar biasa, siang dan malam.
Namun apa tanggapan kaumnya? Surat Nuh menceritakan kepada kita,
قَالَ رَبِّ إِنِّي دَعَوْتُ قَوْمِي لَيْلًا وَنَهَارًا *
فَلَمْ يَزِدْهُمْ دُعَائِي إِلَّا فِرَارًا * وَإِنِّي كُلَّمَا دَعَوْتُهُمْ
لِتَغْفِرَ لَهُمْ جَعَلُوا أَصَابِعَهُمْ فِي آَذَانِهِمْ وَاسْتَغْشَوْا
ثِيَابَهُمْ وَأَصَرُّوا وَاسْتَكْبَرُوا اسْتِكْبَارًا * ثُمَّ إِنِّي
دَعَوْتُهُمْ جِهَارًا
Nuh berkata: "Ya Tuhanku sesungguhnya aku telah menyeru kaumku malam
dan siang, maka seruanku itu hanyalah menambah mereka lari (dari kebenaran).
Dan sesungguhnya setiap kali aku menyeru mereka (kepada iman) agar Engkau
mengampuni mereka, mereka memasukkan anak jari mereka ke dalam telinganya dan
menutupkan bajunya (kemukanya) dan mereka tetap (mengingkari) dan menyombongkan
diri dengan sangat. Kemudian sesungguhnya aku telah menyeru mereka (kepada
iman) dengan cara terang-terangan (QS. Nuh : 5-8)
Kaumnya tetap menolak, ingkar, durhaka, bahkan memusuhi dakwah ini. Karenanya
di penghujung kisah, mereka dibinasakan oleh Allah dengan azab banjir.
فَدَعَا رَبَّهُ أَنِّي مَغْلُوبٌ فَانْتَصِرْ *
فَفَتَحْنَا أَبْوَابَ السَّمَاءِ بِمَاءٍ مُنْهَمِرٍ * وَفَجَّرْنَا الْأَرْضَ
عُيُونًا فَالْتَقَى الْمَاءُ عَلَى أَمْرٍ قَدْ قُدِرَ * وَحَمَلْنَاهُ عَلَى
ذَاتِ أَلْوَاحٍ وَدُسُرٍ * تَجْرِي بِأَعْيُنِنَا جَزَاءً لِمَنْ كَانَ كُفِرَ
Maka dia mengadu kepada Tuhannya: "bahwasanya aku ini adalah orang
yang dikalahkan, oleh sebab itu menangkanlah (aku)." Maka Kami bukakan
pintu-pintu langit dengan (menurunkan) air yang tercurah. Dan Kami jadikan bumi
memancarkan mata air-mata air, maka bertemu- lah air-air itu untuk suatu urusan
yang sungguh telah ditetapkan. Dan Kami angkut Nuh ke atas (bahtera) yang
terbuat dari papan dan paku, Yang berlayar dengan pemeliharaan Kami sebagai
belasan bagi orang-orang yang diingkari (Nuh). (QS. Al-Qamar : 10-14)
Kisah Nabi Musa dan Fir’aun juga merupakan bentuk tamkin (kemenangan) yang
sama. Kisah perlawanan kali ini terjadi di Mesir. Dan Allah menjadikannya sebagai
anugerah bagi negeri ini.
وَنُرِيدُ أَنْ نَمُنَّ عَلَى الَّذِينَ اسْتُضْعِفُوا فِي
الْأَرْضِ وَنَجْعَلَهُمْ أَئِمَّةً وَنَجْعَلَهُمُ الْوَارِثِينَ * وَنُمَكِّنَ
لَهُمْ فِي الْأَرْضِ وَنُرِيَ فِرْعَوْنَ وَهَامَانَ وَجُنُودَهُمَا مِنْهُمْ مَا
كَانُوا يَحْذَرُونَ
Dan Kami hendak memberi karunia kepada orang-orang yang tertindas di bumi
(Mesir) itu dan hendak menjadikan mereka pemimpin dan menjadikan mereka
orang-orang yang mewarisi (bumi), dan akan Kami teguhkan kedudukan mereka di
muka bumi dan akan Kami perlihatkan kepada Fir'aun dan Haman beserta tentaranya
apa yang se- lalu mereka khawatirkan dari mereka itu. (QS. Al-Qashash : 5-6)
Pada akhirnya Fir’aun dan seluruh bala tentaraya yang tengah mengejar Musa
dan kaumnya ditenggelamkan Allah di laut merah.
فَأَتْبَعُوهُمْ مُشْرِقِينَ * فَلَمَّا تَرَاءَى
الْجَمْعَانِ قَالَ أَصْحَابُ مُوسَى إِنَّا لَمُدْرَكُونَ * قَالَ كَلَّا إِنَّ
مَعِيَ رَبِّي سَيَهْدِينِ * فَأَوْحَيْنَا إِلَى مُوسَى أَنِ اضْرِبْ بِعَصَاكَ
الْبَحْرَ فَانْفَلَقَ فَكَانَ كُلُّ فِرْقٍ كَالطَّوْدِ الْعَظِيمِ *
وَأَزْلَفْنَا ثَمَّ الْآَخَرِينَ * وَأَنْجَيْنَا مُوسَى وَمَنْ مَعَهُ
أَجْمَعِينَ * ثُمَّ أَغْرَقْنَا الْآَخَرِينَ * إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآَيَةً وَمَا
كَانَ أَكْثَرُهُمْ مُؤْمِنِينَ * وَإِنَّ رَبَّكَ لَهُوَ الْعَزِيزُ الرَّحِيمُ
Maka Fir'aun dan bala tentaranya dapat menyusuli mereka di waktu matahari
terbit. Maka setelah kedua golongan itu saling melihat, berkatalah
pengikut-pengikut Musa: "Sesungguhnya kita benar-benar akan
tersusul". Musa menjawab: "Sekali-kali tidak akan tersusul;
sesungguhnya Tuhanku besertaku, kelak Dia akan memberi petunjuk kepadaku".
Lalu Kami wahyukan kepada Musa: "Pukullah lautan itu dengan
tongkatmu". Maka terbelahlah lautan itu dan tiap-tiap belahan adalah
seperti gunung yang besar. Dan di sanalah Kami dekatkan golongan yang lain. Dan
Kami selamatkan Musa dan orang-orang yang besertanya semuanya. Dan Kami
tenggelamkan golongan yang lain itu. Sesungguhnya pada yang demikian itu
benar-benar merupakan suatu tanda yang besar (mukjizat) dan tetapi adalah kebanyakan
mereka tidak beriman. Dan sesungguhnya Tuhanmu benar-benar Dialah Yang Maha
Perkasa lagi Maha Penyayang. (QS. Asy-Syu’ara : 60-68)
Ada pula kisah yang lain. Difirmankan dalam surat Al-Baqarah ayat 246-252.
Yakni kemenangan orang-orang beriman di bawah kepemimpinan Thalut melawan
tentara Jalut. Meskipun kalah jumlah,orang-orang beriman pada akhirnya
memenangkan peperangan itu.
Ketiga, Bermusyarakah dalam pemerintahan non Islami. Mungkin banyak orang
yang heran mengapa ini masuk dalam tamkin (kemenangan). Namun demikianlah
nyatanya. Dengan musyarakah itu nilai-nilai Islam bisa diinternalisasikan,
dakwah bisa dikumandangkan. Meskipun bukan kemenangan mutlak, namun orang
beriman mampu mempertahankan yang haq, dan memperjuangkan hak, serta
menghindari madharat yang lebih besar.
Dalam konteks ini, Al-Qur’an mencontohkan Nabi Yusuf.
قَالَ اجْعَلْنِي عَلَى خَزَائِنِ الْأَرْضِ إِنِّي حَفِيظٌ
عَلِيمٌ
Berkata Yusuf: "Jadikanlah aku bendaharawan negara (Mesir);
sesungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga, lagi berpengetahuan".
(QS. Yusuf : 55)
Meskipun Nabi Yusuf tahu negeri itu bukan Negara Islam, toh tidak
menghalangi Nabi Yusuf untuk bermusyarakah. Demi kebaikan dakwah dan kebaikan
umat pada masa itu. Dan itu adalah bagian dari tamkin (kemenangan).
Keempat, adalah pendirian pemerintahan. Islam yang memerintah. Islam yang
berkuasa. Barangkali bentuk tamkin (kemenangan) yang terakhir ini yang paling
banyak dicita-citakan oleh umat dan gerakan Islam. Dalam Al-Qur’an kita bisa
mendapatkan setidaknya tiga kisah dalam konteks ini. Yakni Nabi Daud, Nabi
Sulaiman, dan Rasulullah Muhammad SAW khususnya paska fathu Makkah.
Tentang Nabi Daud, Allah SWT berfirman :
يَا دَاوُودُ إِنَّا جَعَلْنَاكَ خَلِيفَةً فِي الْأَرْضِ
فَاحْكُمْ بَيْنَ النَّاسِ بِالْحَقِّ وَلَا تَتَّبِعِ الْهَوَى فَيُضِلَّكَ عَنْ
سَبِيلِ اللَّهِ إِنَّ الَّذِينَ يَضِلُّونَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ لَهُمْ عَذَابٌ
شَدِيدٌ بِمَا نَسُوا يَوْمَ الْحِسَابِ
Hai Daud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) di muka
bumi, maka berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil dan
janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan
Allah. Sesungguhnya orang-orang yang sesat darin jalan Allah akan mendapat azab
yang berat, karena mereka melupakan hari perhitungan. (QS. Shad : 26)
Tentang Nabi Sulaiman, Allah SWT berfirman :
وَلَقَدْ آَتَيْنَا دَاوُودَ وَسُلَيْمَانَ عِلْمًا
وَقَالَا الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي فَضَّلَنَا عَلَى كَثِيرٍ مِنْ عِبَادِهِ
الْمُؤْمِنِينَ * وَوَرِثَ سُلَيْمَانُ دَاوُودَ وَقَالَ يَا أَيُّهَا النَّاسُ
عُلِّمْنَا مَنْطِقَ الطَّيْرِ وَأُوتِينَا مِنْ كُلِّ شَيْءٍ إِنَّ هَذَا لَهُوَ
الْفَضْلُ الْمُبِينُ
Dan sesungguhnya Kami telah memberi ilmu kepada Daud dan Sulaiman; dan
keduanya mengucapkan: "Segala puji bagi Allah yang melebihkan kami dari
kebanyakan hamba-hambanya yang beriman". Dan Sulaiman telah mewarisi Daud,
dan dia berkata: "Hai Manusia, kami telah diberi pengertian tentang suara
burung dan kami diberi segala sesuatu. Sesungguhnya (semua) ini benar-benar
suatu kurnia yang nyata". (QS. An-Naml : 15-16)
وقل رب اغفر وارحم و انت خير الراحمين
KHUTBAH KEDUA
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى
وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ
الْمُشْرِكُونَ
أَشْهَدُ أنْ لا إلَهَ إلا اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ،
وأشهدُ أنَّ مُحَمَّدًا عبْدُه ورَسُولُه.
{ يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ
حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ } [آل عمران: 102]
{ يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ
وَقُولُوا قَوْلا سَدِيدًا * يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ
ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا }
[الأحزاب: 70، 71].
Jama'ah jum'at yang dirahmati Allah,
Bentuk-bentuk tamkin (kemenangan) ini seyogyanya menjadikan umat Islam,
khususnya kaum mukminin yang tengah berjuang dalam medan dakwah agar senantiasa
termotivasi dan istiqamah. Karena yang akan mereka dapatkan adalah kemenangan.
Hanya kemenanangan. Selama mereka ikhlas dan istiqamah di jalan-Nya.
Allah SWT menjanjikan dalam firman-Nya:
إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ
اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلَائِكَةُ أَلَّا تَخَافُوا وَلَا
تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنْتُمْ تُوعَدُونَ
Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah
Allah" kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan
turun kepada mereka dengan mengatakan: "Janganlah kamu takut dan janganlah
merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan
Allah kepadamu". (QS. Fushilat : 30)
اللَّهُمَّ صَلِّ وسَلِّمْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ
مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ وسَلّمْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ
إِبْرَاهِيْمَ، وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ
عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، فِي العَالَمِيْنَ إِنَّكَ
حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنْ خُلَفَائِهِ الرَّاشِدِيْنَ، وَعَنْ
أَزْوَاجِهِ أُمَّهَاتِ المُؤْمِنِيْنَ، وَعَنْ سَائِرِ الصَّحَابَةِ
أَجْمَعِيْنَ، وَعَنْ المُؤْمِنِيْنَ وَالمُؤْمِنَاتِ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ،
وَعَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.
اللَّهُمَّ اجْعَلْ جَمْعَنَا هَذَا جَمْعًا مَرْحُوْمًا،
وَاجْعَلْ تَفَرُّقَنَا مِنْ بَعْدِهِ تَفَرُّقًا مَعْصُوْمًا، وَلا تَدَعْ
فِيْنَا وَلا مَعَنَا شَقِيًّا وَلا مَحْرُوْمًا.
اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى
وَالعَفَافَ وَالغِنَى.
اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ أَنْ تَرْزُقَ كُلاًّ مِنَّا
لِسَانًا صَادِقًا ذَاكِرًا، وَقَلْبًا خَاشِعًا مُنِيْبًا، وَعَمَلاً صَالِحًا
زَاكِيًا، وَعِلْمًا نَافِعًا رَافِعًا، وَإِيْمَانًا رَاسِخًا ثَابِتًا،
وَيَقِيْنًا صَادِقًا خَالِصًا، وَرِزْقًا حَلاَلاًَ طَيِّبًا وَاسِعًا، يَا ذَا
الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ.
اللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ،
وَوَحِّدِ اللَّهُمَّ صُفُوْفَهُمْ، وَأَجْمِعْ كَلِمَتَهُمْ عَلَى الحَقِّ،
وَاكْسِرْ شَوْكَةَ الظَّالِمِينَ، وَاكْتُبِ السَّلاَمَ وَالأَمْنَ لِعِبادِكَ
أَجْمَعِينَ.
اللَّهُمَّ رَبَّنَا احْفَظْ أَوْطَانَنَا وَأَعِزَّ
سُلْطَانَنَا وَأَيِّدْهُ بِالْحَقِّ وَأَيِّدْ بِهِ الْحَقَّ يَا رَبَّ
العَالَمِيْنَ.
اللَّهُمَّ رَبَّنَا اسْقِنَا مِنْ فَيْضِكَ الْمِدْرَارِ،
وَاجْعَلْنَا مِنَ الذَّاكِرِيْنَ لَكَ في اللَيْلِ وَالنَّهَارِ،
الْمُسْتَغْفِرِيْنَ لَكَ بِالْعَشِيِّ وَالأَسْحَارِ.
اللَّهُمَّ أَنْزِلْ عَلَيْنَا مِنْ بَرَكَاتِ السَّمَاء
وَأَخْرِجْ لَنَا مِنْ خَيْرَاتِ الأَرْضِ، وَبَارِكْ لَنَا في ثِمَارِنَا
وَزُرُوْعِنَا وكُلِّ أَرزَاقِنَا يَا ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ.
رَبَّنَا آتِنَا في الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفي الآخِرَةِ
حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
رَبَّنَا لا تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا،
وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً، إِنَّكَ أَنْتَ الوَهَّابُ.
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا
وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الخَاسِرِيْنَ.
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ،
وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ، إِنَّكَ
سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدُّعَاءِ.
عِبَادَ اللهِ :إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ
وَالإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي القُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ
وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ
[Khutbah Jum'at edisi 14 Rabiul Awal 1432 H bertepatan dengan 18 Februari
2011 M; Bersama Dakwah]
Post a Comment