Memaafkan
Sesama Sebelum Ramadhan Tiba – Sya'ban 1432 H telah membersamai kita hampir
setengahnya, artinya kita makin dekat dengan Ramadhan. Karena Sya'ban telah
kita bahas pada edisi sebelumnya, demikian pula persiapan menyambut Ramadhan,
Khutbah Jum'at edisi 13 Sya'ban 1432 H yang bertepatan dengan 15 Juli 2011 ini,
Bersama Dakwah memilih tema "Memaafkan Sesama Sebelum Ramadhan Tiba".
***
KHUTBAH
PERTAMA
إنَّ
الحَمْدَ لله، نَحْمَدُه، ونستعينُه، ونستغفرُهُ، ونعوذُ به مِن شُرُورِ
أنفُسِنَا، وَمِنْ سيئاتِ أعْمَالِنا، مَنْ يَهْدِه الله فَلا مُضِلَّ لَهُ، ومن
يُضْلِلْ، فَلا هَادِي لَهُ.
أَشْهَدُ أنْ لا إلَهَ إلا اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ،
وأشهدُ أنَّ مُحَمَّدًا عبْدُه ورَسُولُه.
اَللَّهُمَّ صَلِّى عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى اَلِهِ
وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَ هُدًى
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ
تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
يَاأَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي
خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا
رِجَالا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ
وَالأرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا
قَوْلا سَدِيدًا * يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ
وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah,
Hari ini kita hampir berada di pertengahan bulan Sya'ban. Sebentar lagi
kita akan bertemu dengan bulan Ramadhan yang mulia. Ini merupakan bagian dari
nikmat Allah yang besar. Bahwa kita insya Allah akan mendapatkan kesempatan
berjumpa dengan tamu istimewa yang penuh keutamaan baik malam maupun siangnya.
Mungkin karena itulah, sebagian orang-orang shalih berdoa agar dipertemukan
dengan Ramadhan.
اللهم بارك لنا في رجب وشعبان وبلغنا رمضان
Ya Allah, berkahilan kami di bulan Rajab dan Sya'ban, serta pertemukanlah
kami dengan Ramadhan
اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِى رَجَبٍ وَشَعْبَانَ وَبَارِكْ
لَنَا فِى رَمَضَانَ
Ya Allah, berkahilan kami di bulan Rajab dan Sya'ban, serta berkahilah kami
di bulan Ramadhan
Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah,
Salah satu hal yang perlu disiapkan seorang mukmin dalam menyambut Ramadhan
adalah persiapan ruhiyah. Agar saat memasuki Ramadhan jiwa kita relatif lebih
bersih dan tidak terkotori dengan penyakit ruhani. Tazkiyatun nafs. Penyucian
jiwa. Salah satunya adalah dengan jiwa pemaaf.
Di sini perlu ditegaskan bahwa saling memaafkan sebelum Ramadhan secara
khusus tidak ada hadits shahih yang menjelaskan bahwa Rasulullah dan para
sahabat membiasakannya. Sebagaimana juga tidak ada hadits shahih yang
menjelaskan saling memaafkan di awal syawal. Namun, memaafkan adalah salah satu
bentuk tazkiyatun nafs, penyucian jiwa, yang bisa dilakukan kapan saja. Maka,
memasuki Ramadhan dengan telah memaafkan orang lain adalah keniscayaan bagi
kita, sehingga kita berpuasa dan beribadah di bulan Ramadhan dalam keadaan jiwa
yang bersih dan mulia.
Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah,
Di dalam Al-Qur'an, banyak sekali firman Allah yang memerintahkan kita
untuk memaafkan atau menunjukkan keutamaan maaf. Setidaknya pada tujuh surat
Allah SWT berfirman mengenai memaafkan itu. Diantaranya adalah pada surat Ali
Imran ayat 134 dan surat An-Nisa' ayat 149.
Kita mulai dari surat An-Nisa' ayat 149. Allah SWT berfirman:
إِنْ تُبْدُوا خَيْرًا أَوْ تُخْفُوهُ أَوْ تَعْفُوا عَنْ
سُوءٍ فَإِنَّ اللَّهَ كَانَ عَفُوًّا قَدِيرًا
Jika kamu melahirkan sesuatu kebaikan atau menyembunyikan atau memaafkan
sesuatu kesalahan (orang lain), maka sesungguhnya Allah Maha Pema'af lagi Maha
Kuasa. (QS. An-Nisa' : 149)
Menjelaskan ayat ini, Sayyid Quthb dalam Tafsir Fi Zhilalil Qur'an
mengatakan, "Demikianlah manhaj tarbawi mengangkat jiwa yang beriman dari
kaum muslimin ke tingkatan yang lain. Pada tingkatan pertama dibicarakan kepada
mereka tentang kebencian Allah SWT terhadap tindakan mengucapkan perkataan
buruk secara terang-terangan, dan diberinya keringanan bagi orang yang dianiaya
untuk menyuarakan perkataan jelek secara terang-terangan itu terhadap orang
yang berbuat zalim kepadanyaagar kezaliman yang yang dilakukan terhadap dirinya
diketahui orang lan.
Pada tingkatan kedua, diangkatnya mereka seluruhnya untuk melakukan
kebaikan dan diangkatnya jiwa orang yang dizalimi –kalau dapat menyadari untuk
memaafkandan berlapang dada terhadap yang bersangkutan- sesuai dengan
kemampuannya. Ini merupakan tingkatan yang lebih tinggi dan lebih bersih.
Dengan demikian, akan tersebarlah kebaikan di kalangan masyarakat muslim
kalau mereka mau mengutamakan hal ini. Sehingga, ia dapat memainkan peranannya
di dalam mendidik jiwa dan menyucikannya manakala mereka menyembunyikannya,
karena kebaikan itu adalah kebaikan di saat rahasia dan di saat
terang-terangan. Pada waktu itu, tersebar pula rasa saling memaafkan diantara
sesama manusia, sehingga tidak ada jalan untuk menyuarakan suara buruk. Hanya
saja kepemaafan itu hendaknya dari orang yang mampu melakukan pembalasan namun
ia memaafkannya, bukan timbul dari ketidakmampuan. Hendaklah yang demikian itu
dilakukan karena meniru akhlak Allah, yang berkuasa melakukan pembalasan tetapi
Dia memaafkan,
فَإِنَّ اللَّهَ كَانَ عَفُوًّا قَدِيرًا
maka sesungguhnya Allah Maha Pema'af lagi Maha Kuasa. (QS. An-Nisa' : 149)
Demikianlah. Memaafkan merupakan tingkatan kedua, tingkatan yang lebih
tinggi dan lebih bersih.
Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah,
Di surat Ali Imran Allah SWT berfirman:
وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ
عَرْضُهَا السَّمَوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ * الَّذِينَ
يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ
وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ
Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang
luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa,
(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun
sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan (kesalahan)
orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. (QS. Ali Imran :
133-134)
Salah satu karakter orang bertaqwa yang telah disediakan ampunan dan surga
bagi mereka adalah memaafkan sesama.
Ibnu Katsir ketika menafsirkan ayat 134 tersebut menjelaskan, "Yaitu
selain menahan diri, tidak melampiaskan kemarahannya, mereka juga memaafkan
orang yang telah berbuat aniaya terhadap dirinya, sehingga tiada suatu
uneg-uneg pun yang ada dalam hati mereka terhadap seseorang. Hal ini merupakan
akhlak yang paling sempurna. Karena itulah dalam akhir ayat disebutkan,
وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ
Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. (QS. Ali Imran :
134)"
Dalam tafsir yang sama, Ibnu Katsir mengengahkan tiga hadits keutamaan
orang-orang memaafkan.
Pertama, bertambah kemuliannya
Rasulullah SAW bersabda,
مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ وَمَا زَادَ اللَّهُ
عَبْدًا بِعَفْوٍ إِلاَّ عِزًّا وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ لِلَّهِ إِلاَّ رَفَعَهُ
اللَّهُ
Tiada harta yang berkurang karena shadaqah, Allah tidak menambah seorang
pemaaf kecuali kemuliaan, dan tiada orang yang tawadhu' karena Allah melainkan
Allah mengangkat (derajat)nya (HR. Muslim)
Kedua, dibangunkan bangunan mulia di surga dan diringgikan derajatnya
مَنْ سَرَّهُ أَنْ يُشْرَفَ لَهُ بنيَانٌ ، وَأَنْ تُرْفَعَ
لَهُ دَرَجَاتٌ ، فَلْيَعْفُ عَمَّنْ ظَلَمَهُ...
Barangsiapa yang menginginkan bangunan untuknya (di surga) dimuliakan, dan
derajatnya ditinggikan, hendaklah ia memaafkan orang yang berbuat aniaya
kepadanya… (HR. Hakim)
Ketiga, dimudahkan masuk surga
إذا كان يومُ القيامةِ ينادى منادٍ أين العافون عن الناسِ
هلموا إلى ربِّكم وخذوا أجورَكم وحقٌّ لكلِّ مُسلمٍ إذا عفا أن يدخلَ الجنةَ
Apabila hari kiamat tiba, ada seruan yang memanggil, "Di manakah
orang-orang yang suka memaafkan orang lain? Kemarilah kalian kepada Tuhan
kalian dan ambillah pahala kalian! Dan sudah seharusnya bagi setiap orang
muslim masuk surga bila ia suka memaafkan.
Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah,
Rasulullah SAW memberitahu para sahabat bahwa sebentar lagi akan datang
seorang laki-laki penghuni surga. Tak lama kemudian datang seorang laki-laki
Anshar, tanpa banyak bicara. Tiga kali kejadian seperti itu berulang, hingga
salah seorang sahabat sangat penasaran dan ingin belajar darinya.
Ia pun meminta izin bertamu dan bermalam. Namun setelah tiga malam, tidak
ada yang istimewa. Shalat malamnya biasa, amal yaumiyahnya biasa juga. Merasa
tidak berhasil menemukan rahasianya ia pun pamit pulang sambil menceritakan
niat sebenarnya.
"Tidak ada rahasia pada diri dan amalku," jawab lelaki itu dengan
terus terang, "Aku tidak memiliki keistimewaan apapun, kecuali bahwa aku
tidak pernah menyimpan hasrat dalam hati untuk menipu sesama dan menaruh rasa
dengki kepada seseorang lantaran kebaikan yang telah diberikan Allah kepadanya,
aku maafkan semua orang."
Mendengar jawaban lelaki itu, sahabat tadi berkata, "Inilah yang telah
mengangkat derajat Anda menjadi penghuni surga sebagaimana yang disabdakan
Rasulullah SAW".
Semoga Allah memudahkan kita untuk memiliki jiwa pemaaf dan segera
memaafkan sesama sebelum Ramadhan tiba.
وقل رب اغفر وارحم و انت خير الراحمين
KHUTBAH KEDUA
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى
وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ
الْمُشْرِكُونَ
أَشْهَدُ أنْ لا إلَهَ إلا اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ،
وأشهدُ أنَّ مُحَمَّدًا عبْدُه ورَسُولُه.
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ
تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا
قَوْلا سَدِيدًا * يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ
وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
اللَّهُمَّ صَلِّ وسَلِّمْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ
مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ وسَلّمْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ
إِبْرَاهِيْمَ، وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ
عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، فِي العَالَمِيْنَ إِنَّكَ
حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنْ خُلَفَائِهِ الرَّاشِدِيْنَ، وَعَنْ
أَزْوَاجِهِ أُمَّهَاتِ المُؤْمِنِيْنَ، وَعَنْ سَائِرِ الصَّحَابَةِ أَجْمَعِيْنَ،
وَعَنْ المُؤْمِنِيْنَ وَالمُؤْمِنَاتِ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، وَعَنَّا مَعَهُمْ
بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.
اللَّهُمَّ اجْعَلْ جَمْعَنَا هَذَا جَمْعًا مَرْحُوْمًا،
وَاجْعَلْ تَفَرُّقَنَا مِنْ بَعْدِهِ تَفَرُّقًا مَعْصُوْمًا، وَلا تَدَعْ فِيْنَا
وَلا مَعَنَا شَقِيًّا وَلا مَحْرُوْمًا.
اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى
وَالعَفَافَ وَالغِنَى.
اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ أَنْ تَرْزُقَ كُلاًّ مِنَّا
لِسَانًا صَادِقًا ذَاكِرًا، وَقَلْبًا خَاشِعًا مُنِيْبًا، وَعَمَلاً صَالِحًا
زَاكِيًا، وَعِلْمًا نَافِعًا رَافِعًا، وَإِيْمَانًا رَاسِخًا ثَابِتًا،
وَيَقِيْنًا صَادِقًا خَالِصًا، وَرِزْقًا حَلاَلاًَ طَيِّبًا وَاسِعًا، يَا ذَا
الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ.
اللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ،
وَوَحِّدِ اللَّهُمَّ صُفُوْفَهُمْ، وَأَجْمِعْ كَلِمَتَهُمْ عَلَى الحَقِّ،
وَاكْسِرْ شَوْكَةَ الظَّالِمِينَ، وَاكْتُبِ السَّلاَمَ وَالأَمْنَ لِعِبادِكَ
أَجْمَعِينَ.
اللَّهُمَّ رَبَّنَا احْفَظْ أَوْطَانَنَا وَأَعِزَّ
سُلْطَانَنَا وَأَيِّدْهُ بِالْحَقِّ وَأَيِّدْ بِهِ الْحَقَّ يَا رَبَّ العَالَمِيْنَ
اللَّهُمَّ رَبَّنَا اسْقِنَا مِنْ فَيْضِكَ الْمِدْرَارِ،
وَاجْعَلْنَا مِنَ الذَّاكِرِيْنَ لَكَ في اللَيْلِ وَالنَّهَارِ،
الْمُسْتَغْفِرِيْنَ لَكَ بِالْعَشِيِّ وَالأَسْحَارِ
اللَّهُمَّ أَنْزِلْ عَلَيْنَا مِنْ بَرَكَاتِ السَّمَاء
وَأَخْرِجْ لَنَا مِنْ خَيْرَاتِ الأَرْضِ، وَبَارِكْ لَنَا في ثِمَارِنَا
وَزُرُوْعِنَا وكُلِّ أَرزَاقِنَا يَا ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ.
رَبَّنَا آتِنَا في الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفي الآخِرَةِ
حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
رَبَّنَا لا تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا،
وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً، إِنَّكَ أَنْتَ الوَهَّابُ.
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا
وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الخَاسِرِيْنَ.
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ،
وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ، إِنَّكَ
سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدُّعَاءِ.
عِبَادَ اللهِ :إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ
وَالإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي القُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ
وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُ
كُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ
[Khutbah Jum'at Memaafkan Sesama Sebelum Ramadhan Tiba edisi 13 Sya'ban
1432 H bertepatan dengan 15 Juli 2011 M; Bersama Dakwah]
Post a Comment