“Dan di antara manusia (ada) orang
yang mempergunakan perkataan yang tidak berguna untuk menyesatkan (manusia)
dari jalan Allah tanpa pengetahuan dan menjadikan jalan Allah itu olok-olokan,
mereka itu akan memperoleh azab yang menghinakan” (Luqman : 6) adalah nyanyian [Tafsir
Ibnu Katsir : 6/333] Abi Amir dan Abi Malik Al Asy’ari Radhiallahu’anhu
meriwayatkan, bersabda Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam:“Kelak akan
ada dari umatku beberapa kaum yang menghalalkan zina, sutera, khamar, dan
alat-alat musik” (HR Al Bukhari, Fathul Bari : 10/51)
Dan dalam hadits Anas bin Malik Radhiallahu'anhu, Rasulullah
Shallallahu’alaihi wasallam bersabda :“Kelak akan terjadi pada umat ini (tiga hal) : (mereka)
ditenggelamkan (kedalam bumi), dihujani batu, dan diubah bentuk mereka, yaitu jika
mereka minum arak, mengundang biduanita- biduanita (untuk menyanyi) dan menabuh
(membunyikan) musik” [As Silsilah Ash Shahihah,2203, diriwayatkan Ibnu Abi Dunya dalam
kitab Dzammul Malahi dan At Tirmidzi no : 2212].
Nabi Shallallahu’alaihi
wasallam melarang gendang, lalu menyatakan, seruling adalah suara orang bodoh
dan tukang maksiat. Para ulama terdahulu seperti Imam Ahmad Ibnu Hanbal
Rahimahullah berdasarkan hadits–hadits shahih yang melarang alat-alat musik secara mutlak telah
menetapkan haramnya alat-alat musik seperti kecapi, seruling, rebab, simbab,
dan yang lainnya.
Tidak diragukan
lagi, alat-alat musik modern yang kita kenal saat ini masuk dalam kategori
alat-alat musik yang dilarang oleh Nabi Shallallahu’alaihi wasallam. seperti piano,
biola, harpa, gitar, dan sebagainya. Bahkan alat modern tersebut lebih cepat
mempengaruhi mabuknya jiwa dari pada alat-alat musik zaman dulu yang telah
diharamkan dalam beberapa hadits. Menurut penuturan para ulama, di antaranya
Ibnu Qayyim, keterlenaan dan mabuknya jiwa akibat pengaruh nyanyian lebih besar
bahayanya dari pada akibat minum arak. Kemudian tak diragukan lagi, pelanggarannya
akan lebih keras dan dosanya akan lebih besar jika alat-alat musik tersebut diiringi
dengan nyanyian, baik oleh biduan atau biduan wanita. Lalu, bahayanya akan
lebih bertumpuk jika untaian kata-kata syairnya berkisah tentang cinta, asmara,
kecantikan wanita atau
kegagahan pria.
Karena itu tidak
mengherankan jika para ulama menyebutkan, nyanyian adalah sarana yang menghantarkan
pada perbuatan zina, menumbuhkan perasaan nifak di dalam hati. Dan secara umum,
nyanyian dan musik adalah tema besar zaman ini yang melahirkan banyak fitnah. Musibah
itu semakin menjadi-jadi, setelah pada saat ini kita saksikan musik menyelusup
setiap barang dan ruang. Seperti jam dinding, bel, mainan anak-anak, komputer,
pesawat telpon, dan sebagainya. Saat ini bahkan kita kenal istilah dakwah lewat
musik. Adakah pencampuradukan antara kebenaran dan kebatilan yang lebih nyata
dari ini ?
Untuk menghindari barbagai hal di atas
sungguh memerlukan kekuatan hati yang tangguh. Mudah-mudahan Allah menjadi
penolong kita semua.
Amin …..
Post a Comment