الحَمْدُلِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ, اَحْمَدُهُ عَلَى صُنُوْفِ نِعْمُهِ. اَشْكُرُهُ عَلَى خَيْرِالْقَدْرِ وَشَرِّهِ. وَاسْتَزِيْدُهُ مِن جَزِيْلَ عَطَائِهِ وَبِرِّهِ. اَشْهَدُ اَنْ لَااِلَهَ اِلَّااللهُ
Marilah senantiasa
kita tingkatkan taqwa kita kepada Allah SWT dengan sebenar-benarnya, yaitu
dengan menajalankan syari’at islam dengan bersungguh-sungguh dalam artian
melaksanakan semua perintahNya dan
menjuhi segala apa yang dilarangNya.
Saudara-saudara kaum muslimin yang berbahagia
Memeluk agama Islam atau masuk islam itu
merupakan perkara yang sangat mudah, dan tidak ada kesukarannya. Dapat
dilakukan oleh semua orang yang tidak
gila (sadar/sehat rohani.) Akan tetapi mengerjakan peraruran
yang telah diatur oleh agama islam itu tidak semua orang dapat melakukannya. Karena hal tersebut harus diiringi dengan kesabaran dan tawakkal atau berserah diri kepada Allah
SWT.
Tawakkal
‘alallah merupakan hal yang teramat berat karena dirasakan hawa nafsu kita sebagai
manusia, begitupula dengan sabar dalam mengahadapi cobaan dan godaan. Suka
bersabar dan bertawakkal itu adalah suatu senjata yang perlu ada pada setiap
pemeluk agama Islam dalam menjalankan perintah Allah SWT, dan menolak segala
perbuatan terlarang dalam agamanya.
Orang
yang beriman kepada Allah dengan sesungguhnya bersabar bertawakkal
kepadanya dalam menjalankan perintah-perintah yang trdapat didalam agamanya.
Tidaklah dapat diganggu dan diperdayakan oleh Syaithan dan kaki
tangannya. Sebagaimana firman Allah SWT:
اِنَّهُ لَيْسَ لَهُ سُلْطاَنٌ عَلَى الَّذِيْنَ اَمَنُوْا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُوْنَ (النحل: ۹۹)
Artinya: “Sesungguhnya
syaithan tidak mempunyai kekuasaan atas orang-orang yang beriman dan
menyerahkan diri kepada Allah.” (An-Nahl: 99)
Jadi syaitan itu hanya dapat
memperdaya orang-orang yang tidak beriman dan tidak mau berserah diri kepada
Allah SWT. Sebagaimana firman Allah SWT:
اِنَّمَا سُلْطَانُهُ عَلَى الَّذِيْنَ يَتَوَلَوْنَهُ وَالَّذِيْنَ هُمْ بِهِ مُشْرِكُوْنَ (النحل:١٠٠)
Artinya: “Hanya kekuasaan
syaithan itu atas orang-orang yang menurutkan bujukannya dan orang-orang yang
menyekutukan Allah.” (An-Nahl: 100)
Janji hendak melakukan kebaikan,
hendak bersedekah, berinfaq dll amal kebaikan, dapat dirasakan dan dipungkiri
karena menuruti bujuk rayuan syaithan. Syaithan membisikkan kedalam hati orang
yang hendak mengorbankan hartanya dijalan yang diridhoi Allah SWT, bahwa nanti hartanya habis dan susah mendapat
gantinya. Syaithan terus membisikkan sehingga timbul keraguan, menggoyangkan
imannya dan akhirnya ia tidak percaya kepada janji Allah SWT didalam Al-Qur’an.
Demikianlah
jika pemeluk agama tidak berhati sabar dan tidak bertawakkal kepada Allah,
mudah ditipu dan digelincirkan imannya oleh syaithan. Maka
waktu mengeluarkan harta untuk keperluan agama Allah hendaklah kita
berkeyakinan bahwa apa yang ada pada sisi Allah lebih banyak, lebih baik dan
kekal dari apa yang kita miliki dan Allah tidak pernah memungkiri janji-janji
Nya tetapi syaithanlah yang selalu berdusta dan mengingkari janji Nya.
Dan lagi untuk memelihara iman
hendaklah kita tawakkal menyerahakan diri kepada Allah dan berhati sabar dalam
menghadapi segala macam cobaan dan ujian, karena dengan itulah kita dapat
melaksanakan perintah-perintah agama, sehingga berpengaruh didalam masyarakat
hidup kita. Semoga Allah teguhkan iman kita dan diberikan kita kesabaran dan
tawakkal dalam menjalankan perintahnya dan menjauhkan laranganNya, sehingga
kita selamat didunia dan akhirat. Amin Allahumma Amin Yarabbal ‘Alamin
Wassalamu’alikum wr.wb
Post a Comment