Assalamu’alaikum warohmatullahi
wabarakatuh.
Alhamdulillahirobbil alamin. Alhamdulillahilladzi
fabiayyi alaa’i Rabbi kuma tukadzdzi ban. Allahumma shalli 'alaa sayyidinaa
muhammad wa 'alaa aali sayyidinaa muhammad amma ba’du. Robbisy rohli sodrii
wayassirlii amrii wahlul ‘uqdatammillisaanii yafqohuu qauli. Puji syukur kita
panjatkan kepada Allah SWT karena atas nikmat dan karunia-Nya, kita dapat
bertemu dalam keadaan sehat wal’afiat.
Shalawat dan salam senantiasa tercurahkan
kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, yang keberadaanya menjadi teladan
utama bagi seluruh umat.
Hadirin Rakhimakumullah,
Sesungguhnya
semua yang kita dapatkan dan diterima dari Allah merupakan nikmat Allah yang
tak terbantahkan. Hingga Allah telah 31 kali mengucapkan dengan bertanya
demikian di dalam Alquran Surat Ar-Rahman, "Maka Nikmat Tuhanmu Yang
Manakah Yang Kamu Dustakan?".
Allah ta’ala berfirman dalam QS Ar-Rahman,
“Fabiayyi alaa’i Rabbi
kuma tukadzdzi ban”
“Maka
nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?”
Ayat ini mensuratkan dengan jelas, bahwa banyak sekali nikmat Allah yang
diberikan kepada manusia. Indahnya hidup, kesehatan, pohon yang tumbuh subur,
hijaunya rerumputan, gugurnya daun-daun, kekayaan laut, dan masih banyak lagi,
bahkan tak terhitung. Anda bisa membayangkan nikmat itu?
Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak dapat
menghitung jumlahnya.
“Sesungguhnya
jika kalian bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepada kalian, dan
jika kalian mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya adzab-Ku sangat pedih.”
(QS Ibraahiim:7)
Allah memberikan peringatan, agar kita banyak bersyukur
atas nikmat melimpah dari Allah SWT. Celakalah bagi orang yang mengkufurinya. Apabila
kita mau instropeksi diri, ada banyak kenikmatan yang diberikan Allah SWT yang
tidak kita sadari. Justru pada saat kita diuji dengan sebuah cobaan, pikiran
kita hanya terfokus pada kesusahan tersebut dan mengabaikan segala kenikmatan
yang diberikan. Seolah-olah kita adalah orang yang paling menderita dan
sengsara di dunia.
Faktanya, Allah SWT menguji manusia dengan berbagai hal,
mulai dari kenikmatan dan kesusahan, kesempatan maupun kesempitan, sakit maupun
sehat, kelebihan uang dan kekurangan uang. Masing-masing sifat yang berlawanan
ini digunakan untuk menguji keimanan manusia, apakah dengan kondisi tersebut,
manusia masih mengingat Tuhannya dan bertakwa?
Hadirin
Rakhimakumullah,
Satu hal penting yang perlu diingat, bahwa Allah SWT tidak
akan memberi cobaan diluar kemampuan kita. Allah SWT hanya ingin mendidik kita
dengan berbagai macam cara, mulai dari kesulitan hingga kesenangan agar kita
layak menjadi manusia beriman yang utuh. Dan Allah SWT berfirman:
“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada
kemudahan.” (QS. Al-Insyirah: 6)
Sesungguhnya
sesudah kesulitan itu pasti ada kemudahan dan berhati-hatilah dengan prasangka
buruk dan keluhan, supaya tidak menjadikan kita termasuk golongan orang yang
lupa bersyukur. Maka dari itu, sudah seharusnyalah kita pandai-pandai
bersyukur. Tak perlu menyombongkan diri, tak perlu mengeluh, yang perlu
hanyalah bersyukur.
Demikian yang dapat saya sampaikan. Mohon maaf bila ada
kata-kata yang kurang berkenan. Semoga bermanfaat untuk kita semua. Terima
kasih.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Post a Comment