1. Substansi dakwah Rasulullah SAW
Substansi ajaran Islam
periode Makkah,
yang didakwahkan Rasulullah SAW di awal
kenabiannya adalah sebagai berikut :
a.
Keesaan Allah SWT
Islam mengajarkan bahwa
pencipta dan pemelihara alam semesta adalah Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa.
Allah SWT tempat bergantung segala apa saja dan makhluk-Nya, tidak beranak dan
tidak diperanakkan, serta tidak ada selain Allah SWT, yang menyamai-Nya (baca
dan pelajari QS. A1-Ikhlas, 112: 1-4)
.
.
Islam mengajarkan bahwa mati
yang dialami oleh setiap manusia, bukanlah akhir kehidupan, tetapi merupakan
awal dan kehidupan yang panjang, yakni kehidupan di alam kubur dan di alam akhirat.
c.
Kesucian jiwa
Islam menyerukan umat
manusia agar senantiasa berusaha menyucikan jiwanya dan melarang keras
mengotorinya. Seseorang dianggap suci jiwanya apabila selama hayat di kandung
badan senantiasa beriman dan bertakwa atau meninggalkan segala perbuatan dosa,
dan dianggap mengotori jiwanya apabila durhaka pada Allah SWT dan banyak
berbuat dosa.
d.
Persaudaraan dan Persatuan
Persaudaraan mempunyai
hubungan yang erat dengan persatuan, bahkan persaudaraan landasan bagi
terwujudnya persatuan.Islam mengajarkan bahwa sesama orang beriman adalah bersaudara. Mereka
dituntut untuk saling mencintai dan sayang-menyayangi, di bawah naungan rida
Ilahi. Rasulullah SAW bersabda: “Tidak dianggap beriman seorang Muslim di
antara kamu, sehingga ia mencintai saudaranya, seperti rnencintai dirinya.” (H.R.
Bukhari, Muslim, Ahmad, dan Nasa’i).
2.
Strategi dakwah Rasulullah SAW.
a.
Dakwah secara sembunyi-sembunyi
selama 3-4 tahun.
Cara ini
ditempuh oleh Rasulullah SAW karena beliau begitu yakin, bahwa masyarakat Arab
jahiliah, masih sangat kuat mempertahankan kepercayaan dan tradisi warisan
leluhur mereka. Sehingga mereka bersedia berperang dan rela mati dalam
mempertahankannya. Pada masa dakwah secara sembunyi-sembunyi ini, Rasulullah
SAW menyeru untuk masuk Islam, orang-orang yang berada di lingkungan rumah
tangganya sendiri dan kerabat serta sahabat dekatnya.
b.
Dakwah Secara terang-terangan
Dakwah secara terang-terangan ini dimulai sejak tahun
ke-4 dari kenabian, yakni setelah turunnya wahyu yang berisi perintah Allah SWT
agar dakwah itu dilaksanakan secara terang-terangan. Wahyu tersebut berupa ayat Al-Qur’an Surah 26: 214-216 (coba kamu cari dan
pelajari).
A. Hikmah strategi dakwah Rasulullah Saw periode Mekah
Hikmah yang dapat diambil
dari sejarah dakwah Rasulullah saw periode Mekah, antara lain sebagai berikut :
1.
Menyadari bahwa melalui sifat sabar, ulet, lemah lembut
dan tidak merusak dalam menjalankan amar ma’ruf nahi munkar pasti akan
mendapatkan pertolongan Allah SWT
2.
Menyadari dan memahami bahwa seorang rasul hanyalah
bertugas menyampaikan risalah dari Allah SWT. Seorang rasul tidak bisa memberi petunjuk (hidayah)
bahkan kepada keluarga dan orang yang dicintai sekalipun. ( QS. 28 : 56 )
3.
Memahami bahwa Allah SWT pasti
akan menguji seseorang yang akan terpilih menjadi utusan atau rasul-Nya. Oleh
karena itu sangat wajar bila sesorang ingin menjadi pemimpin atau menduduki
jabatan tertentu terlebih dahulu harus diuji.
4.
Dapat mengambil contoh cara-cara berdakwah yang
dilakukan nabi saw, yaitu sangat bijaksana, pandai menggunakan kesempatan yang
berharga, dapat menarik perhatian orang tanpa menimbulkan kebosanan
5.
. Dapat meneladani Nabi SAW sebagai uswatun khasanah, artinya sikap dan amal perbuatan beliau sehari-hari adalah teladan yang
baik, terutama terhadap ajaran Islam yang didakwahkannya,
B.
Meneladani dakwah Rasulullah SAW periode Mekah dalam penerapan di era modern.
Sikap dan
perilaku yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari adalah sebagai
berikut :
1. Memahami perjuangan
nabi Muhammad SAW dan meneladaninya serta ikut serta mendakwahkan Islam sebagai
tatanan kehidupan menusia agar mencapai tujuan hidupnya, selamat dan sejahtera
di dunia akhirat.
2. Melaksanakan ajaran
Islam, yakni menjalankan rukun Islam dan melestarikannya dalam kehidupan
sehari-hari dilingkungannya masing-masing dengan tidak memaksa orang lain ataui
menghina peribadatan/nama tuhan agama lain.
3. Melaksanakan dan
melestarikan sunnah Rasulullah SAW yang tidak bertentangan dengan Al Qur’an,
sesuai dengan kemampuan masing-masing.
4. Konsisten dan
komitmen men-Tuhankan Allah SWT,
Tuhan yang Maha Esa dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun.
Menyekutukan-Nya adalah dosa besar yang tidak terampuni ( QS. An Nisa : 116 )
Artinya: “Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa
mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan Dia mengampuni dosa yang selain
syirik bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan
(sesuatu) dengan Allah, Maka Sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya”.
5. Senantiasa jihad di
jalan Allah SWT, sebagaiman
firmanNya :
Artinya
: ”Maka janganlah engkau taati orang-orang kafir, dan berjuanglah terhadap
mereka dengannya (Al-Qur’an) dengan (semangat) perjuangan yang besar” (QS. Al
Furqan : 52
Post a Comment